Flyover Antapani jadi percontohan teknologi struktur baja bergelombang

Proyek pembangunan Flyover Antapani
Bandung.merdeka.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengaku bersyukur pembangunan Flyover Antapani di Kota Bandung menjadi percontohan untuk penerapan teknologi struktur baja bergelombang pertama di Indonesia. Pembangunan Flyover ini merupakan proyek kerjasama antara Pusjatan Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kement PUPR) Pemkot Bandung dan Posco Steel Korea.
"Alhamdulillah Bandung jadi kota percontohan teknologi ini," ujar Ridwan kepada wartawan di sela acara Groundbreaking Flyover Antapani di Jalan Jakarta, Jumat (10/6).
Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan dengan menggunakan teknologi ini memiliki dua keunggulan. Pertama, dari sisi harganya sepertiga jadi sangat murah. Kedua dari sisi waktu pengerjaam hanya setengah dari waktu normal.
Menurut Emil, Kota Bandung sendiri membutuhkan sekira 33 titik flyover untuk mengatasi kemacetan dari banyaknya persimpangan di Kota Bandung.
"Bandung kan butuh 33 titik. Kalau normal satu titik 100 miliar kan itu sudah 3 triliun. Nah ini dengan biaya 1 triliun seluruh fly over di Bandung bisa beres dengan metode ini. Apalagi pak menteri akan memberi satu lagi titik eksperimen perlintasan sebidang di kereta api," ujarnya.
Flyover Antapani
© 2016 merdeka.com/Dian Rosadi
Untuk diketahui, pembangunan Flyover Antapani ini merupakan yang pertama menggunakan teknologi struktur baja bergelombang dengan bentang 22 meter yang dibangun di Indonesia.
Pembangunan Flyover dengan struktur baja bergelombang dengan kombinasi mortar busa punya beberapa keunggulan. salah satunya seperti waktu tempuh pengerjaan kontruksi jembatan yang lebih cepat sekitar 50 persen jika dibandingkan dengan pembangunan jembatan layang dengan struktur beton bertulang.
Dari sisi biaya juga lebih efisien. Efisiensinya sekitar 60 -70 persen jika dibandingkan dengan pembuatan flyover dengan dengan struktur beton bertulang.
Untuk membuat satu flyover dengan struktur beton bertulang anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 100 miliar. Sementara pembangunan flyover dengan struktur baja bergelombang dengan timbunan ringan hanya membutuhkan anggaran Rp 35 miliar.
Total anggaran proyek pembangunan Flyover Antapani Rp 33,5 miliar yang terdiri dari Rp 21,5 miliar dari Pusjatan, Rp 10 miliar dari Pemkot Bandung, Rp 2 miliar dari Posco Steel Korea dalam bentuk komponen material.
Berikut Data Teknis Flyover Antapani :
Tipe struktur jembatan: Corrugated atau Armco
Jumlah bentang jembatan: 3 bentang yaitu 11 meter x 2 dan 22 meter
Panjang bentang jembatan: 44 meter
Tinggi jembatan: 5,1 meter
Lebar jembatan: 9 meter
Jumlah lanjur: 2 lanjur 2 arah
Lebar lalu libtas: 6.50 meter
Lebar bahu: 0,75 meter x 2 = 1,5 meter
Waktu kontruksi: 6 bulan
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak