Penerapan e-budgeting di Pemkot Bandung bikin anggaran siluman hilang

user
Muhammad Hasits 06 Juni 2016, 16:21 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengapresiasi SKPD yang telah selesai melakukan proses validasi data e-budgeting. Saat ini, secara keseluruhan proses validasi telah mencapai 80%. Ridwan menargetkan, penerapan sistem e-budgeting ini mulai berjalan pada tahun 2017 mendatang

Hal tersebut diungkapkan Ridwan Kamil dalam kegiatan rapat rutin pimpinan yang digelar di Ruang Tengah Balai Kota Bandung,  Jalan Wastukencana, Senin (6/6).

Pria yang akrab disapa Emil ini memberikan apresiasi kepada sejumlah wilayah yang telah melakukan proses validasi.  Salah satunya kepada Kecamatan Astanaanyar telah 100% memvalidasi e-budgetingnya.

"Kalau kecamatan Astanaanyar saja bisa, yang lain juga pasti bisa," ujar Emil.

Sebagian besar SKPD telah menyelesaikan proses input (pemasukan) data. Namun pada tahap validasi, para pimpinan SKPD masih memerlukan waktu.

"Validasi itu hanya bisa dilakukan oleh kepala SKPD, karena dia yang punya akses (untuk memvalidasi)," katanya.

Menurut Emil, wajar jika saat ini SKPD masih menghadapi kesulitan dalam e-budgeting sebab ini merupakan sistem baru di Kota Bandung. Oleh karena itu ia mengimbau jajarannya untuk tidak berhenti belajar.

"Sekarang mungkin agak sulit. Tapi ke depannya, kita sudah gampang. Sudah tinggal menikmati hasil," kata Emil.

Lebih lanjut Emil mengatakan, dengan adanya e-budgeting ini, pihaknya memikiki instrumen untuk mengcek program yang menghambur-hamburkan anggaran.

"Jadi tidak ada lagi anggaran siluman. Tidak ada lagi proyek yang tidak detail, dikira-kira. Nah sekarang dengan sistem smart city ini tinggal diklik," ucapnya.

Sekretaris Daerah Kota Bandung Yossi Irianto mengatakan, ia dan tim Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) akan berupaya menyelesaikan data e-budgeting minggu ini. Pihaknya juga terbuka jika ada SKPD yang akan berkonsultasi terkait e-budgeting.

"Rata-rata SKPD yang sudah selesai adalah yang proaktif berkonsultasi ke Bappeda. Jadi silakan datang ke helpdesk Bappeda jika masih ada yang bingung," terang Yossi.

Kredit

Bagikan