Hari ini peneliti di Observatorium Bosscha ITB amati hilal


Observatorium Bosscha
Bandung.merdeka.com - Sejumlah peneliti di Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembang, Kabupaten Bandung Barat melakukan pengamatan terhadap hilal (bulan muda). Hasil pengamatan akan menjadi masukan Sidang Isbat yang menentukan awal Ramadan.
"Pengamatan dari kami menjadi salah satu sumber masukan bagi tim Sidang Isbat pemerintah, sama dengan pengamatan-pengamatan yang dilakukan oleh tim lain," kata anggota staf peneliti Observatorium Bosscha, Yatni Yulianti, Minggu (5/6).
Tim Bosscha melakukan pengamatan mulai pagi tadi dengan target pengamatan bulan sabit termuda. Pengamatan dilakukan secara tertutup.
Tiap tahunnya Observatorium Bosscha ITB selalu membentuk tim pengamatan hilal. Selain di Lembang, Tim Observatorium Bosscha ITB juga mengamati hilal di Kupang, daerah yang sering menjadi lokasi pengamatan.
Alat yang dipakai dalam pengamatan hilal antara lain teleskop visual yang dipasangi detektor kamera yang terhubung ke perangkat lunak pengolah gambar di laptop.
Menurut Yatni, pagi tadi sebelum pukul 10.00 WIB posisi bulan sedikit lebih tinggi dari matahari. Secara perlahan posisi matahari 'menyusul' bulan hingga terjadi konjungsi di mana posisi bumi, bulan dan matahari dalam satu garis atau sejajar. "Konjungsi terjadi pada pukul 10.00 WIB," ujarnya.
Setelah itu, fokus pengamatan ke hilal. Sedangkan posisi matahari dan bulan selanjutnya akan semakin terpisah hingga kemudian matahari terbenam. "Saat inilah yang orang tunggu-tunggu sebagai (melihat) hilal," ujarnya.
Ia menjelaskan, pengamatan bulan muda sama seperti pengamatan visual astronomi lainnya yang tergantung cuaca. Cuaca langit yang cerah akan semakin mendukung pengamatan.
Namun selain faktor cuaca, kata dia, penampakan bulan muda juga akan bergantung kepada faktor seberapa jauh posisi bulan terpisah dari matahari. Hal ini berpengaruh pada seberapa memungkinkan/baik bulan dapat teramati.
Sementara posisi bulan sore nanti di saat matahari tenggelam berjarak (elongasi) 5 derajat. Saat itu usia bulan sekitar 7 jam dengan iluminasi hanya 0,3 persensaja.
"Kondisi itu merupakan kondisi yang tergolong sulit sekali untuk dapat diamati," ujarnya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak