Keberadaan Bus Sekolah ditentang, Ridwan Kamil: Ini dinamika demokrasi

user
Farah Fuadona 02 Juni 2016, 17:36 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyayangkan adanya penolakan dari para sopir angkutan kota (angkot) terkait pengoperasian Bus Sekolah. Emil menyebut pro-kontra terkait program Bus Sekolah gratis sebagai bagian dari dinamika demokrasi.

"Ya itu dinamika demokrasi. Tidak enaknya jadi peminpin ya, kadang-kadang ide yang sederhana, ide yang baik tidak diterima dengan logika logika yang mudah dipahami," ujar Emil kepada wartawan di sela peninjauan Stadion GBLA, Gedebage, Kamis (2/6).

Pria yang akrab disapa Emil ini menuturkan, bahwa dengan adanya Bus Sekolah gratis merupakan bagian program untuk mengubah pola angkutan dari kendaraan pribadi ke transportasi publik.

"Musuhnya bus dan angkot itu kan motor sebenarnya. Kita sedang menggaet orang tua yang nganter pakai motor ke kendaraan umum apaka bus atau angkot," katanya.

Untuk itu pihaknya cukup menyayangkan adanya penolakan dari para sopir angkot terkait keberadaan Bus Sekolah. Terlebih lagi saat ini Pemkot Bandung gencar mempromosikan program Jumat Angkot.

"Ini mah urusan prinsip aja, bahwa kita ada Jumat Angkot juga untuk promosikan angkot dan konsumen busnya juga tidak sebanyak itu. Untuk urusan teknis saya serahkan ke Pak Kadishub," kata dia.

Kredit

Bagikan