Megawati menangis saat pidato Peringatan Hari Kelahiran Pancasila
Bandung.merdeka.com - Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri menangis dalam sambutan peringatan Hari Pancasila dan Peringatan Pidato Bung Karno. Putri Presiden RI pertama itu berbicara sebagai perwakilan keluarga Sukarno, sang Proklamator.
Peringatan hari bersejarah itu digelar di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Rabu (1/6). Dalam sambutannya Megawati menyampaikan arti Pancasila sehingga bisa menjadi ideologi bangsa.
Dia berkisah bagaimana Sukarno bisa menggagas Pancasila dan menjadikannya sebagai dasar negara Republik Indonesia. Bukan cuma bermanfaat untuk Tanah Air, tapi ternyata juga bisa menginspirasi negara di Asia Afrika yang berusaha melepas dari penjajahan.
"Dengan Pancasila Bung Karno menggagas persatuan bangsa-bangsa di kawasan Asia Afrika yang melahirkan sebuah konferensi, Konferensi Asia Afrika 1955," katanya. Di tempat dia berdiri dia menuturkan bahwa Gedung Merdeka adalah saksi bisu yang bisa membawa perubahan bagi banyak negara di Asia Afrika.
Pancasila, lanjut dia, juga merupakan ideologi alternatif dalam konflik dunia. Terbukti itu ketika terbentuknya gerakan nonblok pada 1961. Saat itu, 25 negara bersatu dan mendeklarasikan gerakan nonblok di tengah permusuhan berbagai negara.
"Tanpa Pancasila, tidak akan ada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan telah terbukti bahwa Pancasila bukan hanya ideologi pemersatu bangsa Indonesia," ucapnya.
Megawati kemudian mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah sama-sama berjuang untuk menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Ia berharap spirit Pancasila dimaknai semakin mendalam oleh seluruh rakyat Indonesia.
"Selamat Hari Lahir Pancasila. Bangkitlah bangsaku dengan spirit Pancasila," ujarnya. Sambil sedikit terbata Megawati mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk menjadikan Pancasila 1 Juni 1945 sebagai pegangan hidup. "Jadikan Pancasila sebagai way of life bangsa Indonesia," tuturnya sambil berisak tangis di mimbar.
Sembari melanjutkan pidatonya, anak Sukarno itu mengajak masyarakat Indonesia untuk terus maju dan mengamalkan Pancasila. "Pancasila adalah prinsip dasar sekaligus jalan penerang yang harus kita ambil untuk terus melangkah, teruslah berjalan, teruslah bergerak, teruslah bersama dalam perjuangan mencapai masyarakat adil, makmur, adil sampai terwujud Indonesia sejahtera," ujarnya.