Ini yang harus dilakukan jika masyarakat pergi ke kebun bintang
Bandung.merdeka.com - Perkumpulan Peduli Satwa Indonesian Society for Animal Welfare (ISAW) prihatin dengan kasus kematian Gajah Yani di Kebun Binatang beberapa waktu lalu. Kematian Yani dinilai sebagai kisah miris kondisi pemeliharaan di satwa kebun binatang yang tidak sesuai dengan nilai-nilai etika dan kesejahteraan satwa. Sebelumnya, kasus serupa menimpa Harimau Melani di Kebun Binatang Surabaya beberapa tahun lalu.
Agar kasus-kasus tersebut tak terulang kembali, ISAW mengajak masyarakat untuk turut memantau dan menilai kondisi satwa di kebun binatang melalui aplikasi Zoo Reporting for Citizens Application(Zoo Recapp).
Direktur Eksekutif ISAW, Kinanti Kusumawardani, menjelaskan Zoo Recapp merupakan aplikasi atau platform penilaian yang memberdayakan warga (citizen assessment) untuk menilai kondisi satwa di kebun binatang secara mudah dan sistematis.
“Proses penilaian dalam Zoo Recapp mengacu pada metode penilaian terstandar Zoo Exhibit Quick Audit Process (ZEQAP) yang dirancang sebagai metode ilmiah bagi publik untuk melakukan monitoring dan penilaian kebun binatang secara berkala,” terang Kinanti, melalui siaran persnya, Sabtu (14/5).
Cara memantau melalui Zoo Recapp, sambung dia, diawali dengan login menggunakan nama dan alamat email. Setelah itu pengguna Zoo Recapp dapat langsung menjawab serangkaian pertanyaan terkait kesejahteraan satwa pada kandang atau area tertentu di kebun binatang.
“Melalui Zoo Recapp, kami mengajak masyarakat untuk berperan aktif menjadi bagian dari solusi dengan rutin melakukan monitoring, penilaian, dan pelaporan kondisi kesejahteraan satwa di kebun binatang,” tutur Kinanti Kusumawardani.
ISAW sendiri adalah organisasi nirlaba yang bekerja untuk mendorong perbaikan standar kesejahteraan satwa di Indonesia. ISAW berdiri 2004. Dalam mengampanyekan pentingnya persoalan kesejahteraan satwa atau animal welfare, ISAW melakukan edukasi ke sekolah-sekolah, memberi pelatihan zoo check, dan lainnya.