Majelis taklim bisa hindarkan perempuan jadi korban kekerasan

user
Farah Fuadona 13 Mei 2016, 14:25 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Perempuan adalah makhluk luar biasa dan dimuliakan posisinya. Perempuan memiliki bermacam peran dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai seorang Istri, dia harus berdaya. Sedangkan sebagai seorang Ibu, ia berkewajiban melindungi dan mendidik anak-anaknya.

Apalagi saat ini rawan terjadi kasus kekerasan dan pelecehan seksual dengan korban terbesar anak-anak dan perempuan.

Menurut Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat, Netty Heryawan data nasional kekerasan pada anak dan perempuan pada 2013 sebanyak 27.200 kasus. Hal itu meningkat di tahun 2014 menjadi 29.300 kasus dan meningkat berkali lipat pada tahun 2015 sebanyak 321.792 kasus.

“Sungguh data yang memprihatinkan mengingat anak-anak sebagai penerus bangsa dan perempuan sebagai pendidik pertama dan utama,” kata Netty melalui rilis yang diterima Merdeka Bandung, Jumat (13/5).

Netty yang menjadi penceramah di hadapan para peserta majelis taklim dari 12 kecamatan di Kota Bekasi. Dalam ceramahnya majelis taklim menjadi salah satu cara mencerdaskan kaum perempuan dan ibu, sehingga dapat menyelamatkan anak-anak dari permasalahan sosial yang dilarang agama.

“Kita harus menjadi orang tua sadar yang mampu membentuk karakter anak yang tangguh dan berakidah,” katanya.

Ia mengatakan, orang tua harus sadar dalam arti memahami bagaimana menyiapkan strategi dan cara mengasuh anak. Dengan demikian keluarga menjadi tempat untuk perlindungan dan mendapatkan kasih sayang bagi anak-anak.

Tantangan lain, orang tua dan anak-anak saat saat ini menghadapi era kemajuan digital. Tanpa strategi pengasuhan, kemajuan teknologi bisa merusak karakter dan tumbuh kembang anak.

“Harus menjadi perenungan kita bersama apakah kita melakukan pengabaian dengan memberikan gadget sebagai alat komunikasi pada anak," ujarnya.

Kredit

Bagikan