Solidaritas Jurnalis Bandung peringati Hari Buruh

user
Farah Fuadona 01 Mei 2016, 14:35 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Puluhan jurnalis yang tergabung dalam Solidaritas Jurnalis Bandung turut memeringati Hari Buruh Internasional 1 Mei atau May Day. Mereka menjalankan aksinya di Jalan Diponegoro, Bandung, tepatnya di depan Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Gedung Sate, Minggu (1/4).

Solidaritas Jurnalis Bandung terdiri dari tiga organisasi jurnalis Bandung, yakni Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung, Wartawan Foto Bandung (WFB), dan Pewarta Foto Indonesia (PFI).  Mereka mengusung isu 'Jurnalis sejahtera, Perusahaan ikut Sejahtera'.

Selain itu, buruh yang juga akan merayakan May Day dan beberapa mahasiswa turut bergabung dalam aksi yang dimulai tepat pukul 09.00 WIB. Antara lain buruh dari Gabungan Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (GOBSI).

Dalam aksinya, mereka membawa poster yang berisi pesan bahwa jurnalis adalah buruh yang harus mendapat kesejahteraan dari perusahaan media. Aksi tersebut dimulai pukul 09.00 WIB.

Mereka berjajar membelakangi Gedung Sate sambil bergantian mengusung poster, yang lainnya berorasi menggunakan megaphone, sementara yang lainnya lagi meliput aksi tersebut. Masing-masing dari perwakilan organisasi tersebut berorasi.

Ketua WFB, Djuli Pamungkas, mengatakan perusahaan media saat ini memperlakukan jurnalis dengan sistem logika dagang. Perusahaan media dinilai hanya mencari keuntungan perusahaan, tanpa menyadari bahwa jurnalis bekerja untuk kepentingan publik. Solidaritas Jurnalis Bandung juga mengungkapkan saat ini industri media terus mengalami lonjakan yang signifikan dengan hadirnya para pemain baru di dunia online.

Ketua AJI Bandung, Adi Marsiela mengatakan, saat ini ada sekitar 2 ribu perusahaan media yang dikuasi segelintir konglomerat. Kepemilikan perusahaan media semakin mengerucut pada sekelompok pemodal besar. “Sayangnya pertumbuhan industri media di Indonesia tidak dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan jurnalis,” katanya.

Bahkan, kata dia, berbagai kasus ketenagakerjaan yang dihadapi jurnalis di 2015 sampai 2016 cenderung meningkat, terutama PHK. Belum lagi persoalan gaji di bawah Upah Minimum dan tidak adanya jaminan sosial. Maka lewat aksi tersebut, Solidaritas Jurnalis Bandung menuntut perusahaan media menjadikan kesejahteraan jurnalis dan pekerja media sebagai kebijakan prioritas.

Ada lima tuntutan dalam aksi tersebut, yakni pemilik/jajaran manajemen media memberikan jaminan sosial bagi jurnalisnya, perusahaan media memberlakukan upah layak jurnalis di masing-masing daerah, Dinas Tenaga Kerja di masing-masing daerah memberlakukan upah sektoral pekerja media, Dinas Tenaga Kerja di masing-masing daerah melakukan audit ketenagakerjaan pada perusahaan media, seluruh jurnalis sadar dan merintis pembentukan serikat pekerja di perusahaan tempatnya bekerja.

Aksi tersebut berlangsung 30 menit. Setelah itu, para jurnalis membubarkan diri untuk meliput aksi buruh yang mulai berdatangan ke kawasan tersebut.

Kredit

Bagikan