Jumlah radio di Bandung terpadat di dunia

user
Muhammad Hasits 30 April 2016, 16:11 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Kota Bandung mungkin segera mendapat julukan baru, yaitu kota radio. Sebab, jumlah radio di kota ini disebut-sebut yang terbanyak di dunia.

“Saat ini ada 49 radio FM dan 5 AM jumlah radio di Bandung. Total 54 radio. Jumlah ini membuat jumlah radio kota Bandung paling padat sedunia,” kata Komisioner Komisi Penyiaran Daerah (KPID) Jawa Barat, Neneng Athiatul Faiziyah, di Bandung, Sabtu (30/4).

Mantan Ketua KPID Jabar tersebut berbicara dalam workshop jurnalistik bertema “Peran Mahasiswa Komunikasi Dalam Merespon Hegemoni Media Massa Mainstream” di Kantor KPID Jabar, Jalan Malabar.

Neneng menambahkan, belum lagi dengan jumlah jaringan radio komunitas yang menjangkau bukan hanya Bandung tetapi juga Jawa Barat.

Dengan membeberkan data tersebut, ia mengungkapkan bahwa generasi sekarang dikepung informasi yang bersumber dari televisi, radio, dan belum lagi dari media yang di luar pengawasan KPID, yakni media cetak dan online.

Sedangkan jumlah televisi yang bersiaran di Jabar sudah mencapai lebih dari 30 televisi. “Jadi kondisi saat ini banjir informasi, terutama informasi dari televisi,” katanya.

Berdasarkan data KPID Jabar, sambung dia, pola konsumsi media masyarakat Indonesia lebih banyak dari televisi. Sebab televisi menjadi media yang paling mudah diakses.

Televisi menyajikan gambar dan suara, berbeda dengan radio yang hanya menyajikan suara, dan media cetak yang hanya menyajikan tulisan atau foto.

Namun, kata dia, tidak semua produk lembaga penyiaran televisi maupun radio yang layak dikonsumsi. KPID Jabar mencatat, masih banyak produk lembaga penyiaran yang melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS). Contohnya, ada siaran yang melanggar kesusilaan, bahkan bermuatan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).

Namun semua pelanggaran tersebut tidak bisa mengandalkan pengawasan KPID semata. Masyarakat, khususnya mahasiswa bisa turut mengawasi, memilah, bahkan melaporkan jika ada tayangan yang melanggar.

“Diharapkan melalui workshop ini mahasiswa menjadi duta literasi media. Misalnya nonton televisi tidak berlebihan, nonton dibatasi. Bukankah remot ada di tangan kita?” ujarnya.

Kredit

Bagikan