Pemkot Bandung gulirkan program Magrib Mengaji

user
Muhammad Hasits 22 April 2016, 10:39 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sudah siap menjalankan program Maghrib Mengaji yang selama ini direncanakan. Dalam waktu dekat kegiatan ini akan mulai digulirkan di masing-masing masjid yang ada di Kota Bandung.

"Iya sudah siap (Maghrib Mengaji). Persiapannya sudah 90 persen lebih," kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kamis (21/4).

Pria yang akrab disapa Emil ini menyebutkan hingga kini sudah ada sekitar 2.000 relawan mendaftar menjadi guru mengaji. Relawan ini dikoordinir dari Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung, Unisba, serta remaja pengurus masjid.

Nantinya, kata dia, relawan tersebut akan disebar ke masji-masjid yang ada di Kota Bandung. Berdasarkan data Pemkot Bandung, ada sekitar 4.000 masjid yang telah dibangun di seluruh titik kota.

Program mengaji ini disebutnya bukan hanya sekadar mengajarkan baca Al-Quran. Tapi juga pendidikan karakter yang akan ditanamkan oleh para guru ke anak-anak.

Ia mengimbau kepada para relawan dapat mengajarkan mengaji sekitar 70 persen. Sementara 30 persennya adalah pendidikan karakter dengan menanamkan nilai-nilai edukasi dalam banyak hal.

"Saya titipkan urusan di sana pendidikan antikorupsi, antiterorisme, anti narkoba, anti pergaulan bebas dengan bahasa bahasa yang mudah dimengerti. Bagi saya ini sangat penting, pas magrib enggak boleh ada anak-anak yang keluyuran nggak jelas," ucapnya.

Meskipun belum secara resmi diadakan di seluruh wilayah, ia menyebutkan beberapa kelurahan sudah mulai menjalankan dan telah dilaporkan ke Pemkot Bandung.

Menurut Emil, program ini sangat mulia. Sebagai bagian dari pengembangan pendidikan anak bukan hanya di sekolah, bela negara, lingkungan, tapi juga berbasis agama.

Selain program Maghrib Mengaji yang diperuntukkan anak-anak Muslim, Pemkot Bandung juga akan merencanakan pendidikan agama untuk yang non Muslim.

"Yang non muslim juga sedang dirumuskan oleh timnya sendiri hanya yang Islam ini sudah lebih dulu karena banyak anak-anak ini makin lama jauh dari masjid. Terus kalau malam hari tidak seperti budaya orang tuanya yang suka salat magrib di masjid akhirnya kita muncullah magrib mengaji," katanya.

Kredit

Bagikan