Pameran foto Aung San Suu Kyi jadi pra- event 61 tahun peringatan KAA

user
Farah Fuadona 01 April 2016, 14:37 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Museum Konferensi Asia Afrika bekerja sama dengan Institute Francais d'Indonesia (IFI) Bandung menggelar pameran foto tentang Peraih Nobel Perdamaian dan tokoh demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi.
 
Pameran foto karya fotografer Christophe Loviny itu sebagai pra-event menyambut 61 tahun Konferensi Asia Afrika di Museum Asia Afrika, Jalan Asia-Afrika, Bandung.
 
Penanggung Jawab Bidang Budaya dan Komunikasi IFI Bandung, Ricky Arnold mengatakan, tahun ini pihaknya mengundang Christophe Loviny ke Indonesia.
 
Christophe Loviny adalah fotografer yang turut berperan mengembangkan beberapa festival fotografi terbesar di Asia Tenggara seperti Angkor Photo Festival dan Myanmar Photo Festival.
 
“Kedatangan Christophe Loviny di Indonesia diwarnai workshop fotografi di empat kota, yakni Bandung, Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya. Christophe juga menggelar pameran potret Aung San Suu Kyi, wanita pemenang hadiah Nobel Perdamaian dari Myanmar,” kata Ricky, Jumat (1/4).
 
Kehadiran Christophe Loviny bersama pameran foto Aung San Suu Kyi, kata dia, bertujuan untuk membawa perkembangan gerakan fotografi dokumenter.

Pameran foto Aung San Syuu Kyi
© 2016 merdeka.com/Iman Herdiana



 
“Diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada khalayak umum tentang semangat Konferensi Asia Afrika,” katanya.
 
Ia mengungkapkan, pameran mencakup isu-isu berkaitan dengan perjuangan Aung San Suu Kyi dalam memperoleh hak-hak dan kebebasan, termasuk kehidupan pribadi yang menjadi konstruksi dasar aksi politiknya.
 
Pameran berlangsung di aula utama Gedung Merdeka mulai Jumat (1/4) sampai 14 April 2016, dan buka mulai pukul 08.00–16.00 WIB.
 
Kepala Museum KAA Thomas Siregar mengatakan, pameran tersebut sangat relevan dengan semangat bandung (Bandung Spirit) yang digelorakan Konferensi Asia Afrika tahun 1955.
 
“Seorang Aung San Suu Kyi mempejuangkan nilai-nilai kemanusiaan, membebaskan rakyatnya dari belenggu tirani, membangun demokrasi. Saya kira KAA 1955 sudah mulai melakukannya. Kita juga ingat Burma (Myanmar) saat itu salah satu negara sponsor KAA. jadi kita melihat ada relevansi antara Spirit Bandung dan kegiatan pameran ini,” katanya.
 
Ia menambahkan, pameran foto Aung San Suu Kyi bisa dibilang praevent-nya peringatan KAA yang biasa diperingati tiap bulan April. “Ini bisa dikatakan pra-event, anggap pemanasan sebelum masuk peringatan KAA,” katanya.

Kredit

Bagikan