Ridwan Kamil tertarik teknologi pengelolaan sampah milik Australia
Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota Bandung sedang mempersiapkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) pada tahun ini. Sejumlah investor dari luar negeri menawarkan teknologi terkait pengelolaan sampah untuk diterapkan di Kota Bandung.
Green Energy Resources adalah salah satu investor asal Autralia menawarkan kerjasama dengan Pemkot Bandung. Terkait penerapan teknologi pengelolaan sampah dalam pembangunan PLTSa di Kota Bandung.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil melakukan pertemuan dengan perwakilan investor asal negeri kangguru di rumah dinasnya, Jalan Dalem Kaum pada Rabu (16/3). Ridwan mengaku tertarik dengan teknologi yang ditawarkan oleh mereka.
"Saya suka karena dia menyelesaikan semua masalah. Kalau Australia, sampahnya enggak dipilah-pilah, bisa masuk mau basah mau tidak. Sampah Bandung kan terlalu basah, nah ini gak masalah justru. Dia kasih teknologi air yang organik, sementara yang anorganik dipisahkan. Si anorganik bisa jadi gas, bisa jadi cairan apa dan seterusnya," ujar Ridwan kepada wartawan usai pertemuan.
Pria yang akrab disapa Emili ini juga mengaku tertarik dengan investor asal Australia lantaran menggunakan teknologi biodigester. Selain itu juga harga tiping fee yang ditawarkan juga lebih murah.
"Ini menggunakan (teknologi) gabungan, ada biodigester dan gasifikasi. Kalau sampah plastik pakai gasifikasi nantinya dicairkan terus dijadikan energi juga. Jadi multi lah, bagus," katanya.
Namun demikian dirinya belum memberikan keputusan untuk menggandeng investor asal Australia dalam pembangunan PLTSa di Kota Bandung. Sebab nantinya investor ini harus melakukan negosiasi terlebih dahulu dengan PT BRIL sebagai perusahan lokal pemenang lelang.
Selain itu, pihaknya juga akan mengkaji terlebih dahulu Perpres yang telah ditandatangi oleh presiden terkait terkait PLTSa.
"Disuruh nego dulu dengan PT BRIL nya sebagai PT lokal. Setiap teknologi luar negeri harus punya pertner lokal. Partner lokal daripada nyari yang baru lagi kan ini sudah ada, hanya dia ganti teknlogi aja. Saya tetap merekomendasikan pake PT Bril tapi tidak pake insinerator. Saya cek Perpresnya dalam dua minggu ini, setelah itu beres," ungkapnya.
Emil menargetkan, akan segera mengambil keputusan terkait yang akan digunakan dalam pembangunan PLTSa. Pihaknya akan memberikan keputusan dalam waktu empat minggu untuk menentukan investor yang terpilih untuk menggarap teknologi pengelolaan sampah dalam pembangunan PLTSa di Kota Bandung
"Saya pengen dalam empat minggu ini. Saya akan kebut, mudah mudahan tahun ini bisa konstruksi," pungkasnya.