Tembakan salvo iringi pemakaman pakar Bahasa Indonesia JS Badudu
Bandung.merdeka.com - Pemakaman pakar Bahasa Indonesia Jusuf Sjarif Badudu atau JS Badudu dilangsungkan dalam upacara militer di Taman Makam Pahlawan (TMP) Cikutra, Bandung, Minggu (13/3).
Jenazah tiba di TMP Cikutra sekitar pukul 11.00 WIB, diantar keluarga dan kolega JS Badudu. Jenazah diusung pasukan TNI dari Corp Zipur dengan peti mati dibalut bendera merah putih.
Sebelum dimakamkan, upacara penghormatan dilangsungkan dengan dipimpin Inspektur Upacara Wadan Debzi Litbang Mayor CZI Dede Syarifudin. Sejumlah regu tembak berdiri di kiri-kanan makam. Mereka menembakan tempakan salvo sebelum jenazah diturunkan ke liang kubur.
"Semasa hidupnya almarhum berjuang demi kepentingan bangsa dan negara. Semoga jalan darma bakti yang ditempuhnya jadi suri teladan bagi kita," kata Inspektur Upacara, dalam amanatnya.
"Kita kehilangan yang mendalam atas meninggalnya almarhum. Namun sebagai insan Tuhan peristiwa ini mesti diterima penuh dengan keikhlasan. Saya sebagai inspektur upacara menyampaikan, beliau patut diteladani oleh kita semua. Peninggalan, pengabdiannya demi bangsa dan negara. Semoga almarhum diampuni, arwahnya diterima Tuhan YME," katanya.
Sambutan dari pihak keluarga diwakili putra keenam JS Badudu, Rizal Indrayana Badudu. Ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada negara, khususnya TNI, yang memberikan penghargaan dan penghormatan tinggi kepada almarhum.
"Dengan upacara yang indah dan terhornat, dengan kata-kata yang mengharukan, negara ini telah menghargai almarhum yang melakukan pengabdian semasa hidupnya," kata Rizal.
Ia juga merasa terhormat saat peti mati jenazah dibungkus bendera merah putih. Warna bendera mencerminkan semangat dan integritas JS Badudu selama hidupnya.
"Merah adalah semangat, dan putih adalah integritas dan keputihan hati ayah yang harus kami teladani," katanya.
Selanjutnya jenazah yang telah masuk lubang kubur ditimbun dengan tanah. Prosesi upacara ditutup dengan doa dan tabur bunga yang diiringi tiupan terompet militer.
JS Badudu meninggal pada usia 89 tahun di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada Sabtu 12 Maret 2016. Beliau meninggalkan 9 anak, 9 menantu, 23 cucu, dan 2 cicit.
Semasa hidupnya almarhum banyak mengembangkan Bahasa Indonesia. Ia mengenyam pendidikan bahasa di Fakultas Sastra Unpad, kemudian mendalami filsafat di Belanda. Di Unpad ia menjadi Guru Besar atau profesor linguistik. Penghargaan yang diraihnya dari negara antara lain Bintang Naraputra Nararia.