Ini Triyadi Guntur, desainer prangko Gerhana Matahari Total 2016

user
Mohammad Taufik 28 Februari 2016, 09:09 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - PT Pos Indoneaia baru saja menerbitkan prangko seri Gerhana Matahari Total (GMT) 2016 di Observatorium Bosscha pada Sabtu (27/2). Prangko ini diterbitkan dalam tiga keping prangko dengan gambar latar belakang peristiwa gerhana matahari.

Lalu siapakah orang di balik pembuatan desain perangko seri gerhana matahati total tersebut?

Dialah Triyadi Guntur. Guntur adalah desainer prangko seri GMT 2016. Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB ini mengerjakan desain prangko ini bersama rekannya Agung EBW yang juga dosen FSRD ITB.

Guntur menuturkan konsep desain perangko yang dibuatnya terinspirasi dari mitos Batara Kala. Cerita Batara Kala yang menelan matahari, kemudian memuntahkannya kembali, dia tuangkan dalam karyanya di atas prangko.

"Jadi konsepnya tema mitos, mitologi. Bahwa mitologi sesuatu yang punya pembeda yang sangat kuat. Cerita Batara Kala ini diangkat karena sudah sangat populer," ujar Guntur kepada Merdeka Bandung saat ditemui di sela acara.

Ada tiga keping prangko dengan masing-masing penggambaran berbeda-beda. Prangko pertama menggambarkan Batara Kala saat memakan matahari. Gambar prangko kedua menggambarkan saat matahari hilang setelah ditelan oleh Batara Kala. Gambar prangko ketiga menggambarkan saat Batara Kala memuntahkan kembali matahari yang ditelannya.

"Jadi ini mitos Batara Kala itu sendiri. Selain itu ini juga menggambarkan proses gerhana itu sendiri. Ketika bayangan bulan menutup matahari kemudian terjadi gerhana matahari total dan bayangan mulai menyingkir," kata pria kelahiran Kudus, 15 Agustus 1974 .

Dia mengatakan, dirinya sengaja mengangkat cerita mitos dalam desain prangko tersebut untuk menunjukkan ciri khas sebagai identitas Indonesia.

"Saya ingin identitas ke Indonesia yang dimunculkan. Karena peristiwa ini kan jadi fokus dunia. Orang luar akan datang ke Indonesia. Kalo menggunakan pendekatan keilmuan jadi general," ucapnya.

Guntur mengungkapkan, proses desain gambar prangko memakan waktu selama sekitar tiga bulan. Proses tiga bulan itu dari mulai briefing dari para ilmuan terkait proses gerhana matahari total hingga kemudian diinterpretasikan ke dalam gambar.

"Prosesnya tiga bulan. Untuk proses desain satu bulan. Saya gambar secara manual, kemudian dikonversi ke digital," katanya.

Guntur mengatakan, untuk mendesain gambar prangko ini, dirinya mengaku tidak memiliki kesulitan apapun. Hanya saja, untuk gambar yang dituangkan ke dalam prangko tidak banyak menampilkan icon.

"Prangko ini kan spesifikasi khususnya dia kecil tentu berbeda dengan media lainnya. Jadi gambarnya jangan terlalu 'cerewet' artinya jangan terlalu banyak icon elemen elemen visual. Sedikit tapi ngomong banyak,"ucap dia.

Guntur sempat dipercaya oleh PT Pos Indonesia untuk mendesain gambar prangko. Sejak awal Tahun 2000 dia sudah mengerjakan setidaknya beberapa kali projek desain prangko.

"Sekitar empat sampai lima kali. Beberapa perangko seri cerita rakyat Sulawesi Utara kemudian perangko seri Bung Hatta," ujarnya.

Kredit

Bagikan