Proyek Cable Car terancam gagal dibangun tahun ini
Bandung.merdeka.com - Proyek pembangunan cable car di Kota Bandung terancam gagal direalisasikan pada tahun ini. Perubahan metode pengadaan dari skema penunjukan langsung menjadi lelang terbuka membuat proses pembangunan proyek bernama 'Bandung Skybridge' membutuhkan waktu lebih panjang.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan, rencana penunjukan langsung proyek pembanguna cable car di Kota Bandung (dengan asumsi sebagai pilot project) ternyata dari kajian hukum tidak memenuhi persyaratan. Akibat tidak terpenuhinya persyaratan, metode pengadaan proyek cable car menggunakan skema lelang terbuka.
"Dengan konteks lelang, jadi butuh waktu lebih panjang. Jadi mungkin tidak secepat yang kita harapkan dengan penunjukan langsung. Kemarin karena skema pertamanya mau pilot projec, cuma ternyata persyaratan menjadi pilot project tidak terpenuhi,"ujar Didi kepada Merdeka Bandung saat ditemui di kantornya, Jalan Soekarno Hatta, Rabu (24/2).
Didi mengatakan, salah satu aspek yang tidak terpenuhi dari skema penujukan langsung yakni proyek dikerjakan oleh pihak swasta. Sebab untuk proyek pilot project biasanya dikerjakan oleh lembaga yang bergerak di sektor riset seperti PT Lembagai Afilisasi Penelitian dan Industri (LAPI) dan Pusjatan (Pusat Pengkajian Jalan dam Jembatan).
"Untuk proyek pilot project biasanya dikerjakan oleh lembaga yang bergerak di sektor riset. Sementara ini yang melakukan swasta. Mungkin itu salah satu penyebabnya (tidak memenuhi persyaratan)," kata dia.
Didi mengungkapkan dengan perubahan skema menjadi lelang terbuka membuat tahapan proses pembangunan menjadi lebih lama. Sebab untuk mekanisme lelang investasi ada beberapa tahapan yang harus dilalui seperti market sounding, one on one meeting, dan peninjauan lapangan.
"Kalau ini lelang investasi prosesnya cukup lama. Waktunya cukup lama, karena ada market sounding, one on one meeting, peninjauan lapangan yang tidak ada di kegiatan lelang konstruksi. Karena analisis dokumen di mereka, jadi mereka butuh waktu untuk menyusun dokumen penawaran lebih lama," jelas Didi.
Selain itu, dengan adanya perubahan metode pengadaan tersebut. Membuat dokumen perizinan harus diubah dari dokumen untuk penunjukan langsung menjadi dokumen lelang. Didi menyebut proses perizinan di Kemenhub dan rekomendasi gubernur sedang dipenuhi.
"Kalau ini lelang nanti itu (perizinan) menjadi persyaratan pelengkap untuk kontrak. Jadi kalau itu tidak keluar, kontraknya tidak ditandatangani. Jadi ada klausul bahwa kalau itu tidak ditandatangani berati tidak jalan tapi tidak menuntut. Makanya begitu ini (lelang) beres, itu (perizinan) keluar langsung kontrak. Kalau langsung saling menunggu susah ya. Jadi supaya proses itu berjalan simultan," ungkapnya.
Saat disinggung target groundgreaking dilakukan pada tahun ini, Didi belum bisa memastikan.
"Saya tidak berani bilang begitu. Namun kita coba penuhi tahun ini untuk pengadaannya," ujarnya.
Seperti diketahui, prototype cable car ini sendiri dikembangkan oleh PT Aditua Dharmasaputra Persada Development. PT Aditya Dharmaputra Persada Development sendiri merupakan investor proyek pembangunan prototype cable car di Bandung. Rencana groundbraking tanggal 30 Desember 2015 batal dan diundur hingga Januari 2016 mendatang. Namun hingga pergantian kadishub yang baru rencana grounbreaking tak kunjung terlaksana.
Padahal menurut rencana, proyek 'Bandung Skybridge'Â yang akan menghubungkan Gelapnyawang-Cihampelas sepanjang 800 meter. Cable car ini rencananya dapat mengangkut 10 orang. Proyek ini diperkirakan akan menelan dana 8 juta Euro atau Rp 120 miliar lebih.