Apa bisa hapus prostitusi di Kota Bandung? Ridwan Kamil tak bisa jawab
Bandung.merdeka.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan eks lokalisasi Saritem telah ditutup pada 2007 lalu saat era kepemimpinan wali kota Dada Rosada. Meski telah ditutup, dia mengakui masih ada geliat aktivitas prostitusi di sana.
Untuk penanganan saritem, Ridwan mengaku terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
"Saya koordinasi terus dengan Kapolrestabes, pak ini urusan Saritem bagaimana. Dari laporan Kapolres sejak dibubarkan zaman dulu sampai sekarang, rata-rata sudah tidak ada, tapi ada satu dua yang lompat beda-beda. Jadi ada satu dua bandel itu menurut polisi akan dilakukan penertiban rutin," ujar Ridwan kepada Merdeka Bandung di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (22/2).
Pria yang akrab disapa Emil ini menuturkan, pihaknya sudah memberikan solusi dengan menawarkan program kredit melati (melawan rentenir) kepada para PSK di sana. Emil mengaku sudah menugaskan lurah untuk menawarkan program kredit melati untuk 7000 penerima.
"Saya tugaskan di lurah, sedang dicari follow up-nya. Jadi 7000 kredit melati yang diberikan. Saya ingin tahu berapa yang diserap penduduk di Saritem," ucapnya.
Emil mengungkapkan, secara pribadi dirinya tidak setuju dengan adanya kegiatan prostitusi yang berada di wilayahnya. Sebab selain bertentangan dengan ajaran agama, juga bertentangan dengan norma di masyarakat.
"Kita berbangsa bernegara ada norma. Norma mayoritas kita kan agama Islam. Dalam agama Islam pasti isu lokalisasi itu tidak direkomendasikan. Sehingga yang kita lakukan terus berbagai cara menekan perilaku seperti itu," katanya.
Saat disinggung apakah kegiatan prostitusi di Kota Bandung bisa dihilangkan, Emil mengaku tidak bisa menjawab. "Saya tidak bisa jawab karena bukan ahlinya. Hanya kalau tugas saya sebagai wali kota meminimalisir itu," terang Emil berkilah.