Tangani masalah PKL, Ridwan Kamil: Gak usah marah-marah

user
Farah Fuadona 15 Februari 2016, 17:20 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Menata pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di zona terlarang agar mau direlokasi memiliki tantangan tersendiri bagi setiap kepala daerah. Hal itu juga dirasakan oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

Pria yang akrab disapa Emil ini mengungkapkan, keberadaan PKL menjadi salah satu masalah yang terjadi di kota-kota besar seperti Bandung. Untuk itu diperlukan pola penanganan yang tepat untuk menangani masalah PKL.

Emil mengaku untuk mengatasi permasalahan PKL di Kota Bandung dirinya melakukan pendekatan khusus terhadap PKL. Cara ini dia terapkan seperti rencana relokasi PKL di Jalan Cicadas yang selalu menolak untuk direlokasi.

"Jadi ngobrol, gak usah marah-marah. Kalau Pak Jokowi mah makan-makan. Saya sendiri mah ngobrol-ngobrol dan sedikit makan-makan," ujar Ridwan kepada Merdeka Bandung saat ditemui di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (15/2).

Emil mengatakan, setiap melakukan penataan PKL, dirinya selalu memberikan solusi alternatif tempat berdagang untuk para PKL. Sehingga tidak hanya sekadar melakukan penertiban.

"Pada dasarnya PKL itu ingin ketenangan, jadi pasti saya cari solusi. Solusi itu gak selalu ideal. Tetapi semua harus kompromi terhadap berkeadilan itu. Tetapi tidak ada (penertiban PKL) Saya nggak ngasih solusi," ucap pria lulusan Teknik Arsitektur ITB ini.

Dengan cara-cara itu lanjut Emil, dirinya dapat mengetahui PKL yang mau ditata dan yang selalu menolak. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, PKL yang menolak ini biasanya PKL yang 'nakal'.

"Semuanya kita cari solusi. Nanti ketahuan yang aslinya, ada yang mau ditata dan ada yang enggak. Yang si keukeuh (menolak) ini yang nakal-nakal " kata Emil.

Emil mencontohkan keberhasilan dalam menata PKL dapat dilihat seperti PKL di kawasan Jalan Dalem Kaum, Kepatihan dan Merdeka (BIP). Sekarang kawasan tersebut telah bebas dari PKL, namun PKL tetap bisa berjualan di tempat relokasi yang baru.

"Dinamika  mengelola kota tidak hitam putih. Ada orang yang mau ditata dan gak mau ditata. Namun kita tidak akan menyerah. Secara konsep sekarang sudah jauh lebih baik. Saya tiap tahun menyicil sampai akhir jabatan Saya," ujarnya.

Kredit

Bagikan