Begini ragam inovasi Pemkot Bandung pertahankan Piala Adipura
Bandung.merdeka.com - Kota Bandung berhasil menyabet penghargaan piala Adipura pada tahun 2015 lalu dari Kementrian Lingkungan Hidup. Penghargaan ini berhasil diraih Kota Bandung setelah penantian panjang selama 17 tahun.
Pemkot Bandung bertekad mempertahankan piala Adipura pada tahun 2016 ini. Beragam inovasi mulai digulirkan untuk mempertahankan penghargaan di bidang lingkungan tersebut.
Dirut PD Kebersihan Kota Bandung Deni Nurdiana mengatakan pihaknya ingin fokus untuk untuk melakukan perbaikan terhadap sejunlah penilaian yang dianggap kurang. Berdasarkan hasil evaluasi dari Kementrian Lingkungan Hidup, ada sejumlah aspek yang nilainya kurang seperti revitalisasi TPS dan pemilahan sampah.
"Minggu kemarin sudah evaluasi dari Kementrian Lingkungan Hidup soal nilai nilai adipura kita kemarin. Jadi ditanyakan mana yang kebih dan kurang. Jadi Pak wali ingin kita fokus pada yang kurang-kurang. Adipura gak boleh turun lagi harus dipertahankan pada tahun ini," ujar Deni kepada Merdeka Bandung saat ditemui di kantor PD Kebersihan, Jalan Surapati, Kita Bandung, Senin (15/2).
Deni mengatakan, pihaknya menargetkan untuk merevitalisasi 10 TPS pada tahun ini. Sejumlah TPS di Bandung akan direvitalisasi menjadi lebih rapih dan tertata.
"Kalau penilaian kemarin agak pas-pasan nilainya 71, karena TPS kelihatan kumuh terutama di pasar-pasar. Pak Wali ingin ditata supaya lebih rapi. Rencana dengan BPLH ada 10 TPS yang akan direvitalisasi seperti di Gumuruh, Patrakomala, Cibaduduyut, Pagarsih, Ledeng, Sarijadi. Total ada 10 akan kita revitalisasi," kata Deni.
Selain itu lanjut Deni, pihaknya saat ini sedang fokus untuk membangun biodigester raksasa di Pasir Impun. Biodisgester ini kata Deni merupakan salah satu solusi penanganan sampah di Kota Bandung. Seperti diketahui selama ini Kota Bandung belum memiliki tempat pembuangan sampah sendiri. Sehingga sampah dari Kota Bandung dibuang ke TPA Sarimukti di KBB.
Deni menyebut, dengan adanya satu unit biodigester yang akan dibangun di Pasir Impun memiliki kapasitas 200 ton atau hampir seperlima sampah kota bandung. Namun biodigester ini digunakan hanya untuk sampah organik
"Kalau biodigester khusus organik, kalo anorganik kita kan ada bank sampah. Jadi untuk Organik masuk biodosgester dan anorganik ke bank sampah. Dua duanya insyaallah jalan semua tahun ini," kata Deni.