Di Indonesia, 'kenakalan' ayah sebabkan 102 ibu meninggal tiap hari
Bandung.merdeka.com - Selama ini perempuan masih harus mengemban tugas domestik walaupun data yang tersedia menunjukkan 40 persen perempuan juga bekerja di ranah publik. Minimnya partisipasi laki-laki dalam berbagi beban mengurus rumah tangga dan mengasuh anak menjadi halangan besar untuk mencapai keadilan gender ini.
Relasi yang tidak setara ini juga menyebabkan angka kekerasan dalam rumah tangga konsisten tinggi, dan hak kesehatan seksual dan reproduksi ibu dan anak tidak terpenuhi.
Di Indonesia, minimnya keterlibatan laki-laki berdampak pada menurunnya kualitas kesehatan ibu dan meningkatnya angka kematian ibu. Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan, jumlah kematian ibu yang terjadi di Indonesia mencapai 359 orang per 100.000 kelahiran hidup. Artinya ada 102 ibu meninggal setiap hari dan 1Â (satu) ibu meninggal setiap 15 menit.
"Untuk itu, memperkuat ketahanan keluarga menjadi titik masuk yang penting sebagai upaya pencegahan angka kematian ibu dan kekerasan terhadap perempuan dan anak," kata Monique Soesman, Direktur RutgersWPF Indonesia, dalam siaran pers yang diterima Merdeka Bandung, kemarin.
Monique menjelaskan, diperlukan pendekatan strategis dengan sektor kesehatan dan pemerintah baik di tingkat lokal maupun nasional untuk mempromosikan ketahanan keluarga dengan melibatkan laki-laki dalam upaya peningkatan kesehatan seksual dan reproduksi perempuan serta pengasuhan anak.
"Semuanya ini hanya bisa dicapai dengan mengajak peran aktif laki-laki sebagai ayah sebagai mitra pendukung bagi perempuan karena hubungan emosional antara laki-laki dengan istrinya semasa kehamilan dan menjelang kelahiran akan menghasilkan anak yang cerdas dan menjamin kebahagiaan keluarga," ujarnya.
Oleh sebab itu, RutgersWPF Indonesia menggelar kegiatan kampanye MenCare, "Peran Aktif Ayah Dalam Pengasuhan dan Generasi Jagoan Tanpa Kekerasan" pada hari ini, Minggu (14/02).
"Kampanye MenCare ini juga mendorong laki-laki untuk terlibat dalam mengambil pilihan-pilihan yang lebih sehat terkait dengan relasi dengan keluarga dan bersama dengan perempuan laki-laki juga dapat mengakses layanan kesehatan di rumah sakit dan klinik termasuk konseling untuk penananganan kekerasan dalam rumah tangga," ujar Monique.