Data pertanian di Jawa Barat belum akurat, menguntungkan spekulan

user
Farah Fuadona 06 Februari 2016, 11:20 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Saat ini data pertanian di Jawa Barat masih minim. Kondisi ini menjadi celah bagi spekulan untuk mengeruk keuntungan dari hasil pertanian. Spekulan sendiri membeli hasil pertanian dari petani dengan harga murah.

"Yang untung spekulan, yang duduk tadi. Yang keringat ya petani, yang berbulan-bulan. Mereka (spekulan) enggak berkeringat, di ruang ac tinggal klik-klik saja. Kan enggak adil," kata Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar melalui rilis yang diterima Merdeka Bandung, Sabtu (6/2).

Untuk mengatasi masalah data, kata dia, diperlukan Pos Penyuluh Desa (Posluhdes) yang bisa menyajikan data pertanian secara akurat. Tugas  Posluhdes untuk menyajikan data pertanian di Jabar secara akurat dan memberi pengarahan kepada petani terkait pola tanam yang baik.

Pembentukan Posluhdes diharapkan bisa mencegah membludaknya hasil pertanian. Data Posluhdes harus bisa bisa diakses umum dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.

"Jadi petani bisa berpikir untuk menentukan tanamannya. Kalau kata penyuluh jangan nanam tomat karena masih banyak, petani bisa ke cabai. Jadi harga stabil, enggak ada yang busuk karena enggak kejual. Harga di masyarakat pun stabil," kata Deddy melalui rilis yang diterima Merdeka Bandung, Sabtu (6/2).

Selain itu, kata dia, tidak adanya data yang akurat membuat perniagaan hasil tani belum tertata dengan baik.

"Ini karena menggunakan data yang debatable. Sehingga tidak aneh apabila antar kementerian dan badan selalu tidak cocok setiap ada kebijakan impor. Selalu gaduh. Kita tidak berharap lagi ada spekulan-spekulan berbicara tentang impor komoditi ini. Karena informasi ini yang tidak valid," bebernya.

Masalah data juga mengakibatkan tidak teraturnya pola tanam petani. Selama ini petani dibiarkan menanam sesuka hati tanpa arahan yang jelas. Maka pengarahan inilah yang harus dilakukan Posluhdes.

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Jabar, Dede Rusdia menambahkan penyajian data pertanian secara akurat ini diharapkan menjadi solusi ampuh untuk mengatasi tingkah spekulan.

"Ada pemain pasar. Menyikapi calo-calo pasar, ya bentuknya dengan seperti ini (Posluhdes)," katanya.

Nantinya Posluhdes akan membimbing dan mengarahkan petani dalam menanam. Posluhdes pun akan menentukan pasar mana saja untuk menyalurkan hasil pertanian di Jabar.
"Sehingga mengalirnya kebutuhan sembako setiap bulannya rata. Dengan ada penyuluh, semuanya akan tahu. Kita ingin desa ini maju, sukses," katanya.

Kredit

Bagikan