Data pertanian di Jawa Barat belum akurat, menguntungkan spekulan

Deddy Mizwar
Bandung.merdeka.com - Saat ini data pertanian di Jawa Barat masih minim. Kondisi ini menjadi celah bagi spekulan untuk mengeruk keuntungan dari hasil pertanian. Spekulan sendiri membeli hasil pertanian dari petani dengan harga murah.
"Yang untung spekulan, yang duduk tadi. Yang keringat ya petani, yang berbulan-bulan. Mereka (spekulan) enggak berkeringat, di ruang ac tinggal klik-klik saja. Kan enggak adil," kata Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar melalui rilis yang diterima Merdeka Bandung, Sabtu (6/2).
Untuk mengatasi masalah data, kata dia, diperlukan Pos Penyuluh Desa (Posluhdes) yang bisa menyajikan data pertanian secara akurat. Tugas Posluhdes untuk menyajikan data pertanian di Jabar secara akurat dan memberi pengarahan kepada petani terkait pola tanam yang baik.
Pembentukan Posluhdes diharapkan bisa mencegah membludaknya hasil pertanian. Data Posluhdes harus bisa bisa diakses umum dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.
"Jadi petani bisa berpikir untuk menentukan tanamannya. Kalau kata penyuluh jangan nanam tomat karena masih banyak, petani bisa ke cabai. Jadi harga stabil, enggak ada yang busuk karena enggak kejual. Harga di masyarakat pun stabil," kata Deddy melalui rilis yang diterima Merdeka Bandung, Sabtu (6/2).
Selain itu, kata dia, tidak adanya data yang akurat membuat perniagaan hasil tani belum tertata dengan baik.
"Ini karena menggunakan data yang debatable. Sehingga tidak aneh apabila antar kementerian dan badan selalu tidak cocok setiap ada kebijakan impor. Selalu gaduh. Kita tidak berharap lagi ada spekulan-spekulan berbicara tentang impor komoditi ini. Karena informasi ini yang tidak valid," bebernya.
Masalah data juga mengakibatkan tidak teraturnya pola tanam petani. Selama ini petani dibiarkan menanam sesuka hati tanpa arahan yang jelas. Maka pengarahan inilah yang harus dilakukan Posluhdes.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Jabar, Dede Rusdia menambahkan penyajian data pertanian secara akurat ini diharapkan menjadi solusi ampuh untuk mengatasi tingkah spekulan.
"Ada pemain pasar. Menyikapi calo-calo pasar, ya bentuknya dengan seperti ini (Posluhdes)," katanya.
Nantinya Posluhdes akan membimbing dan mengarahkan petani dalam menanam. Posluhdes pun akan menentukan pasar mana saja untuk menyalurkan hasil pertanian di Jabar.
"Sehingga mengalirnya kebutuhan sembako setiap bulannya rata. Dengan ada penyuluh, semuanya akan tahu. Kita ingin desa ini maju, sukses," katanya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak