Peninggalan Raja Purnawarman 'nongkrong' di Jalan Braga


Arca peninggalan Raja Purnawarman
Bandung.merdeka.com - Nama Purnawarman mungkin tak asing bagi warga Bandung atau masyarakat Sunda umumnya. Nama raja di abad ke-5 itu diabadikan sebagai nama jalan, yaitu Jalan Purnawarman yang menjadi pusat perbelanjaan di Bandung.
Untuk mengetahui peninggalan raja ketiga Kerajaan Tarumanagara yang juga karuhun Sunda, pembaca bisa datang langsung ke Pesta Buku 2016 yang digelar Ikatan Penerbitan Indonesia (IKAPI) Jabar di Gedung Landmark, Jalan Braga, Bandung, yang sudah digelar sejak 29 Januari sampai 4 Februari mendatang.
Di pojok pameran jutaan judul buku, terdapat stand Museum Sri Baduga Jawa Barat. Nah di stand itulah terdapat benda-benda kuno berusia ratusan tahun, salah satunya Prasasti Tugu peninggalan Raja Purnawarman. Meski parasasti itu replika, namun dibuat berdasarkan prasasti aslinya yang ada di Dusun Batu Tumbuh, Jakarta Utara.
Prasasti berupa batu bulat mirip telur raksasa, sekeliling batu terdapat tulisan dengan hurup Pallawa dalam bahasa Sansekerta. Prasasti ini memiliki pahatan tulisan terpanjang dari semua peninggalan Purnawarman. Tulisan tersebut menceritakan pembangunan Kali Candrabhaga untuk dialirkan ke laut dan Kali Gomati.
Proyek infrastruktur Kerajaan Tarumanegara tersebut dibangun pada tahun ke-22 Purnawarman bertahta. Selain itu diceritakan pula upacara atau selamatan pembangunan Kali Gomati yang dilakukan oleh para brahmana dan hadiah 1000 ekor sapi dari raja kepada brahmana.
Filolog Museum Sri Baduga, Sri Mulyati, menjelaskan pameran tersebut terkait dengan pengenalan tulisan pertama dalam sejarah masyarakat Sunda. Tema pameran menyesuaikan dengan tema besar pameran, yakni Pesta Buku 2016.
Dengan dipajangnya Prasasti Tugu peninggalan Kerajaan Tarumanegara, diharapkan pengunjung pameran mendapat informasi bahwa prasasti tersebut adalah awal mula budaya tulis di Jawa Barat.
"Tak semua orang kenal hasil karya leluhur kita, misalnya prasasti Tarumanegara yang sebenarnya adalah cikal bakal huruf yang kita kenal saat ini. Huruf atau tulisan kita awalnya dari Kerajaan Tarumanegara," terang Sri.
Dengan kata lain, kata dia, peradaban baca tulis di Jawa Barat sudah berlangsung sejak lama, sejak masa Kerajaan Tarumanegara yang memerintah pada tahun 395 – 434.
Selain memamerkan Prasasti Purnawarman, Museum Sri Baduga juga memajang beberapa benda kuno lainnya seperti Prasasti Kawali II peninggalan Kerajaan Galuh, Ciamis, abad ke-17, arca nenek moyang, senjata api zaman VOC Belanda, tanduk kerbau purba, dan lainnya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak