Bukan ditertibkan, Manusia Silver minta solusi lain dari pemerintah

user
Farah Fuadona 25 Januari 2016, 11:00 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung kerap mendapatkan laporan dari masyarakat terkait keberadaan manusia silver yang dianggap mengganggu ketertiban. Kondisi ini membuat Satpol PP dan dinsos sering melakukan razia terhadap keberadaan manusia silver.

Agus (35) salah seorang manusia silver yang biasa beroperasi perempatan Jalan Pasteur-Pasirkaliki menepis tudingan tersebut. Dia membantah tudingan sebagian orang yang menganggap keberadaan mereka menganggu ketertiban. Dirinya mengaku tidak pernah memaksa untuk meminta kepada masyarakat.

"Kan banyak yang bilang kami ini suka maksa. Kemudian kalau tidak dikasih merusak mobil. Tidak kayak gitu, kita hanya cari makan," kata warga Sukajadi ini.

Agus mengaku akibat aktivitas mereka yang dianggap mengganggu, mereka seringkali ditertibkan oleh petugas Satpol PP dan Dinsos. Tak jarang mereka pun diangkut oleh petugas. Agus menyayangkan tindakan tersebut. Sebab dengan tindakan tersebut tidak akan menyelesaikan masalaah.

"Kalau tindakan seperti itu tidak memberikan solusi yang benar.  Biasanya setelah ditangkap 2-3 hari balik ke jalan lagi ke jalan lagi. Kami minta solusi, dengan memberikan pekerjaan. kepada kami," katanya.

Hal senada juga diungkapkan, Hendri (28) yang juga sebagai manusia silver. Pria yang juga biasa beroperasi di perempatan Pasteur-Pasirkaliki ini meminta pemerintah untuk memberikan solusi kepada mereka dengan memberikan pekerjaan.

"Ya berikan pekerjaan yang layak bagi kami. Kalau hanya menertibkan saja tidak memberikan solusi," ujar Hendri.

Hendri mengaku, sebelumnya pernah ditawari kerja oleh dinsos menjadi tukang sapu. Namun dirinya menolak lantaran gajinya tidak sesuai.

"Pernah ditawari menjadi tukang sapu di jalan. Gajinyanya tidak sesuai untuk memenuhi kebutuhan sehari hari," ungkap ayah dari empat anak ini.

Kredit

Bagikan