Aktivis Bandung gelar aksi solidaritas peristiwa bom Sarinah

user
Farah Fuadona 16 Januari 2016, 10:33 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Seorang anak berusaha menghidupkan puluhan lilin di Taman Dago-Cikapayang, Jalan Ir. H Djuanda, Bandung, Jumat (15/1). Sesekali lilin itu tertiup angin dan mati.

Usaha anak itu tak berhenti di bantu sejumlah aktivis dari berbagai organisasi. Akhirnya puluhan lilin itu pun menyala di sisi jalan yang padat arus lalu lintas.

Aksi solidaritas bom Sarinah
© 2016 merdeka.com/Iman Herdiana



Aksi menyalakan lilin itu bentuk solidaritas dan konsolidasi terkait teror bom yang mengguncang Jakarta Kamis (14/1) lalu. Aksi diikuti berbagai elemen aktivis Bandung, antara lain Lembaga Bantuan Hukum Bandung, kalangan seniman, mahasiswa, Walhi Jabar, Institut Perempuan, AJI Bandung.

Lewat aksi damai dengan tema “Mari Kita Bersolidaritas Untuk Menunjukkan Kita Berani!” itu diharapkan tidak lagi terjadi teror di Indonesia dan dunia. Para aktivis mengutuk aksi teror yang bertentangan dengan kemanusiaan itu.

Setelah semua lilin menyala, para aktivis membentuk sebuah lingkaran kecil yang mengelilingi lilin-lilin sambil berjabatan tangan. Mereka berdoa dipimpin oleh seniman pantomim Wanggi Hoediyatno.

“Kita harus tetap mewaspadai bentuk teror seperti kemarin. Saya bersimpati pada korban. Kita sekarang berkumpul untuk memanjatkan doa bagi para korban. Saya berharap Polri bisa segera mengungkap pelaku teror. Jangan sampai aksi teror hanya jadi wacana yang diarahkan kepada kelompok tertentu saja. Kejadian kemarin semoga tak terulang,” ungkap Wanggi.

Selesai berdoa, peserta aksi duduk bersila mengelilingi lilin. Beberapa perwakilan menyampaikan testimoninya terkait aksi teror itu.


Dewi Amelia, Ketua Serikat Perempuan Indonesia (Seruni) mengatakan, peristiwa teror telah menelan korban jiwa dan menjadi kehilangan berharga bagi keluarga korban. Ketika teror usai, disebut-sebut dalang di balik teror adalah ISIS.

Kemudian berkembang hastag Kami Tidak Takut. “Tapi itu tak cukup. Yang perlu kita lakukan adalah kita harus terus menggalang solidaritas dan konsoldasi agar aksi seperti ini tidak terjadi lagi,” ujar Dewi.

Menurutnya, teror atas nama agama amat berbahaya jika dimaknai secara sepihak dan dangkal. Padahal sebenarnya terorisme sama sekali tidak dibenarkan agama manapun.

Ia berharap, penyalaan lilin dan doa bisa menggugah perasaan semua pihak untuk lebih peduli pada sesama manusia. “Kita juga berharap aparat penegak hukum bisa menjalankan tugas dan fungsinya tidak mempolitisir situasi saat ini,” katanya.


Harold Aron, pegiat LBH Bandung, menjelaskan aksi tersebut berlangsung spontan yang diinisiasi semua elemen. “Kami spontan berempati kepada korban aksi terorisme kemarin dengan hal sederhana menyalakan lilin dan berdoa. Meski spontan kami berharap ke depan negara makin antisipatif menghadapi aksi terorisme,” ungkapnya.

Aksi tersebut berlangsung sekitar satu jam, dan berakhir sekitar pukul 20.30 WIB. Aksi juga sempat menarik perhatian para pengguna jalan dan aktivitas di taman Dago Cikapayang.

Kredit

Bagikan