Perempuan ini sibuk keliling kota untuk kampanye makan bersih

user
Farah Fuadona 15 Januari 2016, 16:56 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Dewasa ini industri makanan begitu gencar menawarkan produknya. Padahal jika diukur dengan pola makan clean eating, belum tentu produk mereka bersih dan sehat bagi tubuh.

Komunitas Rumah Teman menjadi komunitas yang gencar mengkritisi pesatnya industri makanan lewat kampanye clean eating. Komunitas Rumah Teman didirikan Farah Mauludynna, perempuan kelahiran Bandung yang pernah menjadi jurnalis media cetak nasional.

Sifat petualang Farah membuatnya harus hengkang dari dunia wartawan. Ia lebih tertarik mengkampanyekan pola makan clean eating ke berbagai kota di Indonesia. Terakhir Komunitas Rumah Teman menggelar kampanye di kawasan pertanian Ciburial Bandung, sebuah bazaar yang diikuti 25 brand kuliner Bandung yang mengusung tanpa 4P (pengawet, pewarna, perasa buatan dan penyedap rasa).

Farah menjelaskan, kampenye clean eating perlu dilakukan di tengah membanjirnya produk makanan instan dan bumbu dan penyedap rasa pabrikan. Di saat yang sama, budaya makanan alami (organik) mulai ditinggalkan. Padahal dari dulu makanan di negeri ini berbasis alami.

Rumah Teman memulai kampanyenya pada akhir 2014 lewat gerakan #baliklagikedapur. Gerakan ini sudah digelar di Jakarta, Tangerang, Surabaya, Makassar dan terakhir di Bandung.

Gerakan #baliklagikedapur di antaranya berisi kelas clean eating yang diampu Farah sendiri. Di kelasnya, ia mengajarkan cara makan yang baik dan benar. Kelas terbagi dalam beberapa mata pelajaran, yakni halth eating, health cooking, home garden, dan learn farming.

Kelas-kelas tersebut mengajarkan bagaimana makan sehat, memasak sendiri dari bahan yang dihasilkan dalam lingkungan sekitar, misalnya dari bahan baku makanan yang ditanam sendiri. “Kelas #baliklagikedapur berisi edukasi tentang clean eating. Ini adalah gerakan kecil yang berangkat dari rumah, dari dapur,” kata mantan PR & Marketing sebuah brand clothing Bandung ini.

Ia menjelaskan, #baliklagikedapur merupakan gerakan kolektif yang mengedukasi dan memberdayakan kembali kegiatan masak di dapur untuk membuat makanan sendiri sebagai salah satu prinsip pola makan clean eating. Tagar ini menyatakan semangat untuk memulai memasak sendiri dengan bahan-bahan lokal yang alami.

Menurutnya, memasak merupakan kegiatan yang kini mulai ditinggalkan. Akibatnya, memasak diambil alih industri makanan instan raksaksa. Mereka menawarkan berbagai produk yang instan.

“Padahal, saat kita memasak makanan sendiri, dengan bahan alami kita sedang berbicara dengan tubuh. Saat kita memasak bersentuhan dengan bumbu-bumbu seperti jahe, lengkuas, kunyit, merica, dan yang lainnya adalah aromatherapy. Saat kita memasak kita bisa tahu apa saja yang akan kita masukkan ke dalam tubuh. Saat kita memasak, kita sedang mentransfer energi dan perasaan cinta pada makanan,” jelasnyaa.
 
Ia mengaku sedih melihat perusahan-perusahaan makanan instan raksaksa dengan menginvasi meja makan-meja makan rumah tangga. Padahal di balik makanan itu mengandung bahan yang berdampak tidak baik bagi tubuh.

Kredit

Bagikan