Cable Car tak jadi diresmikan Ridwan Kamil tunggu surat Gubernur Jabar

user
Farah Fuadona 11 Januari 2016, 18:10 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota Bandung sudah bersiap untuk mewujudkan prototype proyek cable car (kereta gantung) di Kota Bandung. Namun pembangunan proyek yang bernama Cable Car Bandung Skybridge ini belum dimulai, karena belum keluarnya surat rekomendasi dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

" Tidak masalah. Sekarang kan Saya hanya menunggu waktu surat (rekomendasi) dari provinsi saja,"ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil kepada Merdeka Bandung saat ditemui di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Senin (11/1).

Pemkot Bandung sudah mengirim surat permohonan kepada Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk memberikan surat rekomendasi terkait pembangunan prototype cable car sepanjang 800 meter yang akan menghubungkan Dago  dan Cihampelas pada Desember lalu. Namun surat rekomendasi itu tak kunjung keluar, hingga membuat acara peletakan batu pertama proyek tersebut mundur dari rencana semula yakni 30 Desember  2015 lalu.

" Saya sudah targetkan Pak Sekda untuk berkomunikasi (dengan provinsi). Karena segala prosedur sudah ditempuh, di RDTR sudah ada jalurnya, kajian juga sudah ada. Jadi Saya tunggu kabar dari pak Sekda saja,"ucapnya.

Ridwan mengaku tidak merasa dihalang-halangi untuk merealisasikan proyek tersebut. Ridwan mengatakan dirinya hanya menaati segala aturan dam prosedur yang berlaku.

" Saya tidak bilang begitu yah (dihalang-halangi). Saya senang dengan pelayanan provinsi, luar biasa. Tolong dikutip, kami ikut aturan prosedur,"pungkasnya.

Seperti diketahui, prototype cable car ini sendiri dikembangkan oleh PT Aditya  Dharmasaputra Persada Development. Prototype cable car sengaja dipajang oleh Wali Kota Bandung di Balai Kota untuk memberitahukan masyarakat mengenai moda transportasi masa depan di Kota Bandung ini.

Cable car ini rencananya dapat mengangkut 10 orang. Proyek yang diperkirakan akan menelan dana 8 juta Euro atau Rp 120 miliar lebih ini  dibuat dengan mengandeng perusahaan asal Austria.

Kredit

Bagikan