Gedung kesenian standar internasional akan dibangun di Bandung

user
Muhammad Hasits 10 Januari 2016, 15:55 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengeluhkan tidak adanya gedung kesenian di Indonesia apalagi di Jawa Barat yang memiliki standar internasional. Kondisi tersebut membuat grup-grup seni internasional enggan mampir ke Indonesia.

“Sekarang tempat pertunjukkan mana yang representatif di Bandung di Indonesia? Tidak ada. Jadi grup-grup seni yang tingkat internasional tak pernah mampir ke Indonesia, dia mampir ke Singapura, karena ada temptnya di Singapura,” ungkap Deddy Mizwar.

Menurutnya, agar banyak kesenian luar negeri menggelar pertunjukan di di Indonesia maka harus dibangun gedung kesenian berstandar internasional. Rencananya, gedung itu akan dibandung di kawasan Cikutra, Bandung.

Deddy mengaku akan membicarakan rencana pembangunan gedung ini dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil Januari ini. “Kita harus mulai di Bandung, yang di Cikutra,” ujar politikus yang juga aktor senior.

Jika Bandung punya gedung representatif untuk kesenian, diharapkan akan banyak kesenian luar negeri yang mampir ke Indonesia. “Kenapa di Indonesia tidak ada gedung kesenian, kenapa tidak buat di Bandung,” katanya.

Selain gedung kesenian di Cikutra, saat ini Pemprov Jabar juga tengah melakukan pembangunan geoteater di Citatah, Kabupaten Bandung Barat. Citatah merupakan kawasan yang selama ini menjadi lokasi tambang liar.

Pembangunan geoteater diharapkan bisa menghapus tambang liar. “Kami ubah wajah kerusakan menjadi tempat yang sangat nyaman, sebagai ruang ekspresi-kreatif yang menarik untuk senimannya maupun pengunjung,” terangnya.

Geoteater akan menempati lahan seluas 100 hektar. Untuk tahap pertama, pembangunan dilakukan pada lahan delapan hektar. “Kita inginnya 2017 akhir selesai, tapi tampaknya 2018,” katanya.

Menurutnya, Jabar harus menjadi pusat kesenian nasional. Untuk itu Pemprov Jabar akan terus menyediakan sarana dan prasarana kesenian, termasuk mendukung festival-festival seni.

“Kantong-kantong kebudayaan dan sarana harus diperbanyak di Jabar, karena melegenda, begitu banyak kreativitas dan orang pintar di sini. Perguruan tingginya juga paling banyak di Jabar, ada UI, ITB, Unpad,” sebutnya.

Dengan begitu, diharapkan di Jabar akan tumbuh masyarakat yang memiliki daya apresiasi seni. Sehingga kesenian-kesenian di Jabar bisa hidup mandiri.

Kredit

Bagikan