SimpleDesa dari SVN di KBB Beri Kemudahan Bagi Kepala Desa

Camat Padalarang, KBB, Jawa Barat, Dudi Supriadi
Bandung.merdeka.com - Layanan SimpelDesa dari Smart Village Nusantara (SVN) PT Telkom memberikan banyak kemudahan bagi pemerintahan desa dan kecamatan. Hal itu setidaknya dirasakan di Kabupaten Bandung Barat.
Camat Padalarang, KBB, Jawa Barat, Dudi Supriadi, mengatakan, kompleksitas masalah kependudukan membutuhkan solusi yang cerdas, cepat, namun tepat.
"Contohnya kami ini sudah kebingungan simpan arsip di mana, bingung kalau mau dihanguskan yang mana karena tiap hari bertambah. Demikian pula jumlah penduduk terus bertambah, sekarang saja sudah 100 ribu orang," kata Dudi dari berita tertulis diterima Merdeka Bandung.
Menurut dia, layanan SimpelDesa akan mendigitalisasi desa yang saat ini telah menjadi tuntutan masyarakat. Karenanya, aparat desa tidak lagi memandang teknologi informasi komunikasi (TIK) sebagai pilihan namun sebuah kewajiban.
"Kami punya 10 desa, ini akan meringankan saya kalau semua didigitalisasi karena pola percepatan dan prosesnya menjadi lebih baik. Kalau sekarang baru satu desa di Ciburuy, harapannya nanti semuanya terkoneksi SimpelDesa," katanya.
Firmansyah, Kepala Desa Ciburuy, Kec. Padalarang, KBB mengatakan, SimpelDesa adalah penyuntik semangat dan vitamin moral bagi kades muda sepertinya di tengah berbagai tantangan kependudukan yang makin kompleks.
"Sekarang kami sudah rasakan, data kependudukan dari 20.000 warga kami, sudah bisa diinput 60% nya dalam dua minggu. Kalau semua sudah masuk, kami optimistis akan bisa beri layanan prima ke masyarakat," sambungnya.
Menurut dia, layanan SVN akan memudahkan banyak hal. Contohnya untuk layanan berkas kependudukan, registrasi LKD (Lembaga Kemasyarakatan Desa), mendata usaha mikro di desa, hingga pengelolaan BUMDesa.
"Semangat kami berbakti akan dimudahkan aplikasi digital SimpelDesa, apalagi kami punya komunitas anak muda relawan Rancage yang melek IT," sambungnya.
Wahyudi, Senior Leader Smart Villages & Community PT Telkom mengatakan, konsep smart village adalah penjabaran dari konsep layanan sebelumnya yakni smart city. Karenanya, sejumlah fitur kemudahan diberikan persis seperti pelayanan berbasis digital, komunikasi dan interaksi dengan masyrakat, musrenbang secara virtual, hingga adanya transparansi APBDesa.
"SVN akan menciptakan kenyamanan dan perbaikan akan pelayanan, jangan sampai ada cerita warga yang sudah jauh-jauh mau urus surat ke Desa eh ternyata surat belum beres. Jangan sampai surat penting dari Sekdes kehujanan di jalan, jadi ga terbaca," katanya.
SimpelDesa juga memungkinkan diseminasi informasi serempak tak lagi harus selalu pakai pengeras suara, begitupun dengan respon warga yang bisa bisa dimonitor. Bahkan survey-survey kependudukan bisa dikreasikan di aplikasi tersebut, termasuk koordinasi virtual antar desa, dan pemerintahan di atasnya.
Selain tata pemerintahan, aplikasi ini juga mengurus sisi tata sosial di pedesaan semisal infomasi jadwal timbang bayi, pengumpulan zakat infaq shodaqoh (ZIS), donor darah, hingga panic button di ponsel yang terkoneksi dengan Babinmas.
"Untuk tata niaga dari SimpelDesa, aplikasi ini bisa untuk menata usaha kecil menengah, menyambungkan sisi ekonomi melalui perdagangan digital, termasuk BUMDes bisa benar-benar menjadi soko guru ekonomi. Prinsipnya ini lebih komprehensif," sambungnya.
Menurut dia, BUMDes bisa memberikan layanan sederhana seperti pembayaran PLN/PDAM, pulsa, BPJS, Pajak, mengelola Ojek Desa. Bahkan termasuk transaksi perdagangan dengan sesama desa yang sudah menggunakan SimpelDesa seperti Combring dari Ciburuy dengan hasil laut dari Desa Pangandaran.
Wahyudi mengatakan pihaknya akan terus mengedukasi pemerintahan desa dan masyarakatnya terkait digitalisasi desa ini termasuk di dalamnya aplikasi SimpelDesa ini karena yang perlu berubah total adalah cara pikir. Sebab dalam transformasi desa menuju desa digital, teknologi informasi komunikasi (TIK) sebatas perangkat pendukung saja.
Samsul Widodo, Staff Ahli Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, menambahkan, koneksi antar desa atau pihak luar harus menjadi perhatian dari aplikasi SimpelDesa.
"Kendala desa dari Sabang sampai Papua itu masih sama yakni minimnya konektor untuk produk usaha kecil dari sebuah desa sehingga produk desa sendiri hampir tak ada di warung atau toko di daerah itu sendiri," pungkasnya.
BERITA TERKAIT
Roland-Garros dan OPPO Perpanjang Kemitraan Dalam Turnamen Tenis
DHL Express Kenalkan 2 Mobil Van Listrik Untuk Logistik Berkelanjutan
Cara Dinkes Jabar Antisipasi Hepatitis Akut
Perluas Sayap Bisnis, Atalian Indonesia Gandeng Lazada Logistics
Sosok Chilla Kiana di Panggung Musik Dunia, Bikin Bangga Indonesia
ZTE Corporation Gandeng Link Net Hadirkan Produk yang Canggih
Habbats Latte dari Sanusa Food Jadi Kopi Sehat yang Nikmat
PLN UID Jabar Siagakan 4.901 Petugas di Momen Idul Fitri
Telkom Bersama Kementan Digitalisasikan SDM Pertanian lewat Platform Agree
Tingkatkan kompetensi SDM untuk transformasi digital
14,9 Juta Pemudik Diprediksi Masuk Wilayah Jawa Barat
Baru Dirilis, NFT Ifan Seventeen dan David Kurnia Albert Langsung Curi Perhatian
7 Tips Mengendarai Mobil Matic yang Aman, Pemula Wajib Baca!
Erick Thohir Hadiri OPM Minyak Goreng di Soreang Bandung
Pembayaran Contactless Semakin Populer di Tanah Air
Tagar Bahagia Berbagi Baju Ajak Masyarakat Sumbang Pakaian Lama
Linde Gelontorkan Dana US$ 15 juta Unutk Bangun Pabrik Oksigen Baru
Garmin Hadirkan Inovasi Terbaru Seri Dive Computer dengan Teknologi Selam
Pentingnya Berikan Imunisasi Secara Rutin pada Anak
ITB Gelar Webinar Goesmart 2022 dengan Mengusung Tema 'Smarter World'
Qwords Hadirkan Produk Baru dengan Koneksi Internet Lebih Stabil