Gerakan Radikalisme Diprediksi Terus Berkembang di Tahun 2020

Diskusi publik
Bandung.merdeka.com - Potensi gerakan radikalisme diprediksi terus berkembang. Jumlah konten radikal di dunia maya jumlahnya terus bertambah setiap tahun. Data Kominfo mencatat, pada tahun 2018 sedikitnya ada 10.449 konten radikal yang teridentifikasi. Jumlah ini meningkat di tahun 2019 yakni mencapai 11.800 konten.
Kasubid Kewaspadaan dan Deteksi Dini Kesbangpol Kota Bandung Ridwan Herianto mengatakan, bahwa radikalisme saat ini telah berubah. Salah satu yang membahayakan adalah anarkisme.
"Jadi ternyata sekarang berubah, sekarang muncul apa yang disebut anarkis. Ini yang harus diperhatikan. Karena sebetulnya ini membahayakan," kata Ridwan di acara diskusi publik 'Potensi Gerakan Radikalisme di Tahun 2020" yang digelar Federasi Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Pasundan di Kampus Unpas Jalan Dr Setiabudi Bandung, belum lama ini.
Menurut dia, tren di tahun 2020 potensi radikalisme diprediksi terus berkembang. Di Bandung sendiri kata dia ada sejumlah spot yang menjadi tempat berkembangnya gerakan radikal. Salah satunya kampus.
"Tren 2020 ini masih sama seperti 2019. Di Kota Bandung banyak potensinya, kampus saja banyak sebab spot-spot di kampus ini menjadi sasaran karena mereka berkembang di lingkungan itu. Nah bagaimana caranya kita mengenal gerakan mereka, intinya ketika sudah mulai menentang pemerintah dan anarkis, nah itu. Menyampaikan aspirasi boleh, demo boleh, tapi tertib, ada audiensi," ungkapnya.
Sementara itu Gubernur Federasi Mahasiswa Fakultas Teknik Unpas
Raja Faisal mengungkapkan, gerakan radikalisme masih menjadi ancaman di 2020. Terutama melalui media sosial yang seringkali dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan-pesan radikal.
"Tahun 2018 menunjukan terdapat 19 kejadian aksi teror yang menjadi perhatian publik, tidak hanya itu di tahun 2019 juga terjadi sebanyak delapan aksi tindakan terorisme," ucapnya.
Di media sosial, lanjut Raja Faisal, sebaran faham radikalisme terus dihembuskan secara masif. Konten-konten radikal telah teridentifikasi dan dilakukan takedown oleh Kemenkominfo.
"Hal tersebut dipengaruhi sejumlah faktor, diantaranya komunikasi di media sosial telah mempercepat penyebaran paham radikal meningkat dan menjadi racun yang sulit mendapatkan penawar. Media sosial yang notabene menjadi media yang mudah diakses saat ini dimanfaatkan oleh radikalis untuk menyebarkan pesan yang borderless (tanpa batas) dan partisipatif," ungkapnya.
Dia berharap, dengan adanya diskusi ini para mahasiswa bisa lebih memahami dan bisa menggiring opini positif bagi mahasiswa termasuk juga bagi masyarakat umum.
"Mahasiswa sangat rentan terhadap gerakan radikalisme, di luar banyak sekali gerakan berbau radikalisme. Makanya harus punya dasar," katanya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak