Sempat Raih Tiga Kali Berturut-turut, Kali Ini Bandung Gagal Raih Piala Adipura 2018

user
Endang Saputra 15 Januari 2019, 15:25 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Kota Bandung gagal mempertahankan Piala Adipura untuk keempat kalinya. Setelah sempat meraih Piala Adipura selama tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2015, Kota Bandung gagal meraih Piala Adipura untuk tahun 2018 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK).

"Jadi untuk tahun 2018 ya, Kota bandung tidak mendapatkan penghargaan Adipura. Kepastian ini kita dapat dalam acara anugerah Adipura yang digelar Kementrian LHK tanggal 14 Januari di Jakarta kemarin," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung Salman Fauzi kepada wartawan saat dihubungi lewat ponselnya, Selasa (15/1).

Salman mengaku kecewa dengan Piala Adipura yang gagal dipertahankan oleh Kota Bandung. Dia menjelaskan, salah satu faktor yang menjadi penyebab Kota Bandung tidak meraih Piala Adipura tahun 2018 yakni salah satu komponen penilaian yakni TPA (tempat pembuangan akhir) yang memiliki nilai rendah.

Diketahui, selama ini Kota Bandung membuang sampah ke TPA Sarimukti yang berada di Kabupaten Bandung Barat. Tempat sampah regional ini juga menjadi TPA bersama untuk wilayah di Bandung Raya seperti KBB, Kota Bandung dan Cimahi.

"Informasi yang kami dapat dari Kementerian LHK itu terkait dengan nilai dan dokumen-dokumen soal dengan TPA Sarimukti yang pengelolaannya oleh Pemprov nilainya dipandang kurang bagus atau rendah itu yang jadi persoalannya. Di penilaian adipura itu kan ada 17 komponen, TPA itu menjadi satu dari 17 komponen. Karena satu yang TPA-nya itu kurang bagus TPA Sarimukti, kemudian 16 komponennya jadi diabaikanlah gitu. Informasi yang saya dapat ya seperti itu," kata Salman.

Padahal kata Salman, dirinya yakin 16 komponen lain yang menjadi aspek penilain lain, Kota Bandung memilki nilai yang cukup baik. Sehingga dia menyayangkan, hanya karena satu komponen yang nilainya rendah, berdampak kepada komponen lain.

"Sepanjang yang kami tahu yang 16 itu nilainya bagus. Yang 16 komponen itu seperti kebersihan jalan, kemudian titik sekolah yang jadi titik pantau, perkantoran, pertokoan dan beberapa lagi lainnya. Itu dipandang bagus atau cukup baik," ucapnya.

Salman mengungkapkan, TPA menjadi salah satu komponen penilaian Adipura yang dilakukan setiap tahun. Termasuk juga dengan penilaian saat Kota Bandung berhasil meraih Piala Adipura dari tahun 2015 hingga 2017. Namun demikian, Salman menyebut tidak diraihnya Piala Adipura pada tahun ini lebih disebabkan penilaian di lapangan yang lebih saklek.

"Jadi pertanyaannya kenapa TPA-nya sama dari dulu dapat (Adipura) dan sekarang engga dapat gitu kan. Nah itu pertama karena kalau dulu menurut pemahaman saya ya karena yang menilai mereka pusat. Kalau sekarang nampaknya saklek. Meskipun ada perbaikan, komitmen kuat yang dilakukan tapi yang terjadi adalah karena sifatnya saklek tadi ya sudah. Menurut mereka kalau itu engga bagus ya emgga bagus. Sehingga itu yang membuat 16 komponennya menjadi tidak punya makna lah gitu," ucapnya.

Salman menyebut tak hanya Bandung yang gagal meraih Adipura tahun 2018 sejumlah daerah lain yang biasanya menjadi langganan juara juga tidak berhasil meraih seperti Balikpapan, Tangerang, Depok, Cimahi, Makassar. Namun Kota Bandung berhasil meraih predikat sebagai kota penerima penghargaan kinerja pengurangan sampah.

"Ada 11 kota/kabupaten yang menerima penghargaan ini. Kota Bandung salah satunya meraih penghargaan kinerja pengurangan sampah," katanya.

Kredit

Bagikan