Pemkot Bandung Gencarkan Sosialisasi Bahaya Narkoba

Ema Sumarna
Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung gencar menyosialisasikan tentang bahaya narkoba kepada masyarakat, khususnya tingkat pelajar dan mahasiswa.
"Kita perluas stakeholder, dari BNN, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan unsur lainnya untuk melawan bahaya ini," kata Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna Seminar Kota Tanggap Ancaman Narkoba, di Hotel Papandayan, Kamis (13/12).
Dari sisi program, Kota Bandung juga telah menggelarnya. Di antaranya, Program Hebat (Hidup Sehat Bersama Sahabat), suatu program yang mengkombinasikan pencegahan penyalahgunaan narkoba dan kesehatan reproduksi yang dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah (Sudah dilaksanakan di 40 SMP sejak tahun 2009).
Selain itu, kata Ema Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di seluruh sekolah juga rutin menggelar penyuluhan. Semua itu berjalan melalui kerjasama Dinas kesehatan, Kesbangpol, BNN Kota Bandung dan Polrestabes Bandung.
"Sedangkan dari sisi fasilitas, Kota Bandung telah menyediakan puskesmas pelayanan terapi komprehensif. Dari segi rehabilitas medis, kita bekerja sama dengan BNN di antaranya di UPT Puskesmas Ibrahim Adjie, UPT Puskesmas Kopo, UPT Puskesmas Ujung Berung Indah, UPT Puskesmas Margahayu Raya, Klinik Medika Antapani dan Rumah Cemara," ujar dia.
Ema berpendapat bahwa Kota Bandung telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Nomor 12 tahun 2015 tentang Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya dan Penanggulangan. Tujuan regulasi tersebut yakni mencegah penyalahgunaan Napza melalui penyebaran informasi agar masyarakat memiliki wawasan dan kemampuan penalaran.
"Barang haram (narkoba) tersebut beredar tidak mengenal usia, pendidikan maupun pekerjaan. Oleh karenanya, kita semua harus terus waspada," ujarnya.
Menurut Ema sesuai data BNN Kota Bandung pada tahun 2015 prevalensinya sekitar 25.000 jiwa, dengan mayoritas laki-laki. Dari sisi umur ternyata berada di rentang 16-35 tahun. Rentang usia tersebut merupakan usia produktif yang terdiri dari pelajar, mahasiswa hingga pekerja.
"Di usia itu, seharusnya tengah melakukan kegiatan yang produktif," katanya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak