Kontribusi Generasi Milenial Sangat Dibutuhkan Dalam Dunia Digital
Bandung.merdeka.com - Chief Human Capital Officer (CHCO) PT Telekomunikasi Indonesia, Herdy R. Harman mengatakan, Indonesia masih kekurangan talenta digital khususnya dari generasi milenial. Kreativitas, pola pikir, serta cara kerja berbeda yang dimiliki oleh generasi milenial inilah yang dibutuhkan.
"Kebutuhan talenta digital terutama dari generasi milenial adalah keniscayaan yang tidak bisa dicegah. Saat ini Indonesia masih kekurangan talenta digital di semua industri, sehingga perlu sinergi percepatan antar pihak," ujar Herdy kepada Merdeka Bandung saat ditemui dalam acara ‘PluggedIn, Corpu Indonesia Learn & Share’ di Telkom Corporate University (Corpu), Rabu (14/11).
Ia menjelaskan, kebutuhan tersebut membuat pihaknya kini sudah memiliki komposisi karyawan usia milenial secara grup keseluruhan sebesar 80 persen serta PT Telekomunikasi Indonesia sebagai induk sebesar 35 persen, atau terjadi kenaikan di BUMN tersebut sebesar 15 persen dari komposisi awal saat Herdy menjabat CHCO tahun 2015 lalu sebesar 20 persen.
"Sekarang tidak bisa dipungkiri lagi bila telah berubah, era disrupsi sudah nyata terjadi. Air BnB dan Uber tak perlu punya hotel dan kendaraan, namun mereka sudah jadi big business dalam waktu singkat, sehingga perlu percepatan talenta digital," jelasnya.
Ia menjelaskan, salah satu strateginya adalah saling belajar sekaligus berbagi pengalaman antar para pihak melalui forum PluggedIn tadi. Forum ini bisa diakses para pegiat HCM khususnya yang berada di BUMN, yang mana Herdy saat ini bertindak sebagai Ketua Umum Forum Human Capital Indonesia.
Kemudian, lanjutnya, perubahan sosial dan prilaku masyarakat dan industri membuat karyawan selalu mengutamakan kepraktisan beraktivitas termasuk saat belajar. Secara simultan, hierarkis bos dan bawahan makin memudar seiring tren kolaborasi dan interpreneurship, sehingga lingkungan kerja menjadi lebih fleksibel.
"Harapan kami melalui PluggedIn proses pembelajaran dan berbagi menjadi lebih fun, lebih luas aksesnya, serta seperti yang kami alami, mampu memberikan dampak kepada performa bisnis perusahaan," jelasnya.
Sementara itu, SGM Telkom Corpu, Rina D. Pasaribu mengatakan, acara tersebut berusaha menyinergikan semua pihak, karenanya hadir di lokasi sedikitnya 300 perwakilan dari 74 entitas yang terdiri dari 60 BUMN, lima lembaga pemerintahan, dua universitas, dan tujuh swasta.
"Maka kami tulis PluggedIn Corpu Indonesia, bukan Telkom saja, karena kami ingin berbagi. Tak hanya memberi tapi juga diajarkan pengalaman dari BUMN lain. Kami merasa memiliki kompetensi dalam bidang digital sehingga menginisiasi platform digital untuk semua pihak yang tertarik peningkatan kompetensi SDM," imbuh Rina.
Deputi SGM Telkom Corpu, Bambang Budiono menambahkan, selama ini pihaknya selalu menjadi rujukan studi banding dengan intensitas kunjungan nyaris tiap pekan, baik dari BUMN, TNI, kementerian, hingga negara asing.
"Kami adakan acara PluggedIn ini sebagai bentuk open house, agar lebih banyak yang bisa mempelajari Corpu, untuk nanti diterapkan di tempatnya masing-masing. Selama tahun 2018, institusi yang menggunakan produk Corpu dengan skema monetizing antara lain Perhutani, Kimia Farma, PT Angkasa Pura II, Rumah Kreatif BUMN.