Mayoritas pengidap HIV/AIDS di Jawa Barat berusia 20 hingga 29 tahun

Plt. Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jabar, Riza Putra
Bandung.merdeka.com - Sebagai provinsi dengan penduduk terbanyak di Indonesia membuat Jawa Barat mengalami permasalahan HIV/AIDS. Soalnya, tercatat 41,92 persen pengidap HIV/AIDS merupakan kelompok usia muda yakni 20 hingga 29 tahun.
Plt. Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, Riza Putra mengatakan, dari data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 menyatakan bahwa angka kumulatif dari tahun 1989 sampai dengan 2017 jumlah orang yang terinfeksi HIV sebesar 32.210 kasus dan AIDS sebesar 9.217 kasus.
"Mirisnya, jumlah kasus baru atas HIV/AIDS ini sebanyak 73 persen terjadi pada usia 20 hingga 34 tahun," ujar Riza kepada Merdeka Bandung saat ditemui dalam acara pertemuan ilmiah ‘Assessment and Management High Risk Behavior’ di Rumah Sakit Melinda 2, Sabtu (3/11).
Menurut data, 41,92 persen pengidap HIV/AIDS merupakan kelompok usia 20 hingga 29 tahun dan 37,57 persen berusia 30 hingga 39 tahun. Jika dilihat dari kelompok risiko, kelompok hetero seksual merupakan faktor risiko terbesar dengan 46 persen berisiko tertular HIV, pengguna Napza suntik dengan 36,40 persen biseks dan homoseksual dengan 9,9 persen, perinatal atau anak 4 persen, dan tidak diketahui 3,3 persen.
"Penemuan ini menempatkan Provinsi Jawa Barat sebagai peringkat ke empat terbesar kasus HIV di Indonesia, setelah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Papua. Sedangkan untuk kasus AIDS nya Jawa Barat menempatu peringkat ke enam stelah Jawa Timur, Papua, DKI Jakarta, Bali, dan Jawa Tengah," jelasnya.
Data Klinik HIV/AIDS menunjukkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir penularan HIV telah bergeser dari penggunaan jarum suntik ke hubungan seksual berisiko yang pencegahannya jauh lebih sulit dan rumit.
Mengendalikan infeksi HIV/AIDS di masyarakat tidak mungkin akan berhasil bila tidak dilakukan menyeluruh dan terintegrasi mulai dari promosi, prevensi, kurasi dan rehabilitasi secara benar dan terukur sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Untuk promosi dan prevensi yang terpenting adalah fokus mencegah dan merubah perilaku remaja yang berisiko tinggi.
Perilaku berisiko adalah perilaku yang menyebabkan seseorang menjadi lebih rentan untuk tertular HIV. Asesmen perilaku berisiko dapat dilakukan dengan menggunakan skrining dan inventory atau imaging otak atau elektro ensephalografi.
"Dengan adanya permasalahan tersebut, upaya komprehensif yang harus dilakukan adalah menciptakan lingkungan yang kondusif dengan melakukan kolaborasi program pencegahan terhadap ancaman HIV, narkoba, kekerasan, dan radikalisme pada kelompok usia 15 hingga 25 tahun," katanya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak