Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita terima gelar Doktor Honoris Causa dari UPI

user
Endang Saputra 18 Oktober 2018, 14:32 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dianugerahi gelar doktor kehormatan (Doctor Honoris Causa) dalam bidang pendidikan kewirusahaan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Upacara penganugerahan gelar Dr HC kepada Enggar dipimpin langsung oleh Rektor UPI Prof. Asep Kadarohman, di Gedung Achmad Sanusi Kampus UPI, Jalan Dr Setiabudhi, Kamis (18/10)

"Dengan ini saya selaku Rektor UPI menganugerahkan gelar doktor honoris causa dalam bidang wirausaha kepada Enggartiasto Lukita secara sah dari UPI," ujar Rektor saat prosesi penganugerahan.

Asep mengatakan, sebelum menganugrahkan gelar Dr HC kepada Enggar, ada tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan Permenristekdikti Nomor 65 tahun 2016 dan peraturan senat akademik UPI nomor 04/Senat Akd/UPI SK/2016 yaitu pengusulan, penilaian serta pembahasan hasil dan penunjukan promotor.

Asep menilai Enggartiasto Lukita merupakan sosok istimewa yang memiliki banyak prestasi. Menurut dia, Enggar memiliki kemampuan yang sangat andal di bidang kewirausahan. Tak hanya piawai di bidang wirausaha, Enggar juga dinilai memiliki kemanpuan di bidang lainnya yakni politik, sosial kemasyarakatan dan bidang lainnya.

"Bapak Enggar adalah seorang pembelajar yang memiliki kemampuan absorptive capabilities, kemampuan belajar dari lingkungannya membangun pengetahuan kewirausaha. Hasil interaksi dari kalangan bisnis dan lingkungan sosialnya. Hal ini yang mengantarkan beliau jadi pengusaha sukses, karena ditopang kemampuan antara visi ke depan dengan konsep pemberdayaan dan membangun kepercayaan yang menjadi modal dasar sukses," kata dia.

Dalam aktivitasnya sebagai pelaku bisnis selama lebih dari 40 tahun telah menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya. Dalam prakteknya Enggar banyak berperan sebagai mentor, fasilitator dan pendidik yang melahirkan usahawan baru.

"Bapak Enggar telah menjadi inspirasi bagi orang di sekitarnya bagaimana bekerja keras, menjalin kemitraan demi mencapai tujuan bersama. Dalam prakteknya berperan sebagai mentor, fasilitator dan pemdidik yang melahirkan wirausahawan baru yang juga meraih kesuksesan. Apalagi pendidikan kewirausahaan memegang peranan penting dalam meningkatkan daya saing bangsa dalam era revolusi 4.0," ucapnya.

Asep berharap penganugerahan Dr HC kepada Enggar semakin menguatkan peran serta pendidikan kewirausahaan dalam membangun perekonomian Indonesia yang lebih baik.

Sementara itu, Enggar mengaku menyampaikan terima kasih kepada UPI yang telah menganugrahkan gelar DR HC kepada dirinya. Enggar mengatakan, dunia wirausaha menjadi bidang yang harus terus dikembangkan di Indonesia.

Enggar menyebut berdasarkan data pada tahun 2018, di negara maju rata–rata 14 persen dari total penduduk usia kerja adalah entrepreneur. Sementara di Indonesia hanya mencapai 3.1 persen.

Di tahun 2018, kata Enggar berdasarkan laporan Global Entrepreneurship Index yang menilai ekosistem suatu negara, untuk menghasilkan entrepreneur, negara-negara seperti Amerika Serikat, Swiss, Kanada, Inggris dan negara maju lainnya menempati peringkat sepuluh teratas. Dari Asia, Hong Kong dan Taiwan menempati urutan ke 13 dan 18. Namun, Indonesia hanya menduduki peringkat 94 dari 137 negara. Sementara negara-negara tetangga seperti Singapore, Malaysia, Thailand dan Filipina berada pada peringkat 27, 58, 71 dan 84, di atas Indonesia.

"Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat kewirausahaan di Indonesia,"kata Enggar.

Enggar menyebut salah satu penyebab rendahnya entrepreneurship di Indonesia, karena sistem pendidikan di Indonesia yang kurang mendorong anak didik untuk berkembang menjadi seorang enterpreneur. Bahkan hingga kini status sebagai Pegawai Negeri Sipil masih dipandang sebagai profesi yang sangat prestigious.

"Kita masih bisa melihat betapa lulusan sarjana masih berbondong–bondong melamar menjadi PNS dibandingkan memanfaatkan dan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya di bangku sekolah (misalnya SMK) dan pendidikan tinggi, untuk mulai menciptakan lapangan pekerjaan, minimal untuk dirinya sendiri. Padahal kiprah para pengusaha sejak jaman perjuangan kemerdekaan hingga kini, dalam membangun bangsa dan negara Indonesia juga tidak bisa dipandang sebelah mata," ungkapnya.

Enggar mengungkapkan, hal ini tentu harus diperhatikan karena sesungguhnya Indonesia memiliki potensi besar, baik dari sudut demografi maupun kekayaan alam, untuk mengembangkan diri menjadi suatu entrepreneurship community.

"Saya berkeyakinan, iklim investasi yang semakin kondusif dan anak–anak muda bangsa yang sudah mulai semakin sadar bagaimana bersikap sebagai entrepreneur, dapat mengantarkan bangsa Indonesia untuk lebih sejahtera," katanya.

Kredit

Bagikan