Ini skema inovasi vaksin yang disusun oleh Bio Farma

user
Endang Saputra 15 Oktober 2018, 13:57 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Direktur Utama Bio Farma, M. Rahman Roestan membeberkan skema inovasi vaksin yang telah disusunnya pada forum internasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Konferensi High Level Meeting on Country-Led Knowledge Sharing (HLM4 on CKLS) ini diselenggarakan pada tanggal 15 hingga 17 Oktober 2018 di Bali. HLM4 on CLKS merupakan rangkaian acara pertemuan IMF – Bank Dunia 2018 yang sebelumnya telah diselenggarakan di Bali pada tanggal 8 hingga 14 Oktober 2018.

Kata Rahman, ia berupaya berbagi kepada banyak orang perihal strategi inovasi Bio Farma dalam berbagai bidang produksi vaksin, dengan pengalaman dan kepakaran di bidang produksi vaksin hingga mampu bertahan dan terus melakukan inovasi.

"Kami sudah menghasilkan inovasi produk vaksin Pentabio, 5 in 1 dalam satu kemasan (DTP, Hepatitis B, Hib), kemudian inovasi kemasan vaksin alat suntik sekali pakai, untuk vaksin Hepatitis. Selain itu, juga kami memiliki inisiatif penting dalam pembentukan Forum Riset Life science Nasional sejak tahun 2011. Melalui sinergi Pentahelix (Akademisi, Bisnis, Pemerintah, Komunitas dan Media)," ujar Rahman dari keterangan tertulis yang diterima Merdeka Bandung, Senin (15/10).

Forum ini selalu dihadiri oleh para periset atau peneliti Indonesia dari universitas, pemerintah dan industri, khususnya periset dalam bidang vaksin dan LifeScience. Tujuannya, untuk melakukan pengembangan vaksin dan produk Life Science baru dalam negeri, melakukan percepatan riset untuk kemandirian riset Nasional.

"Inovasi Bio Farma lainnya dibilang IT dengan mengintegrasikan sistem Enterprise Resources Planning untuk perusahaan Bio Teknologi, serta menerapkan teknologi sistem track and trace untuk menjamin risiko pemalsuan produk vaksin. Bentuk realisasi dari Forum riset dengan pembentukan konsorsium forum riset life science national," kata dia.

Saat ini ada 5 konsorsium yakni New TB Vaccine, Dengue, Hepatitis B, HIV, EPO atau Bio Similar. Selain itu juga working group untuk influenzae, malaria, rotavirus, stem cell, pneumococcus and delivery system. Kolaborasi riset dan pengembangan nasional ini bekerja sama dengan berbagai universitas, lembaga riset nasional dan international, pemerintah dan industri Bio Farma, untuk percepatan produk vaksin pada masyarakat.

Kredit

Bagikan