Hingga akhir tahun, OVO targetkan QR Code tersedia di 100 Ribu UKM Tanah Air
Bandung.merdeka.com - Hingga akhir tahun ini, OVO menargetkan mampu memasang QR Code di 100ribu Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tersebar diberbagai kota di Tanah Air. Angka tersebut diyakini mampu tercapai melihat upaya OVO yang begitu gencar memperluas jangkauannya beberapa waktu belakangan ini.
Sebagai platform pembayaran dengan penerimaan terluas di Indonesia, OVO senantiasa menghadirkan inovasi layanan dan produk bagi pengguna maupun merchants. Baru-baru ini, OVO mengumumkan bahwa OVO QR code telah tersedia dan dapat diakses melalui aplikasi OVO dan Grab serta memperluas jangkauannya ke 25.000 UKM di seluruh Indonesia, termasuk Bandung.
Melalui upaya ini, OVO menjadi satu-satunya platform pembayaran di Indonesia yang diterima di semua jenis bisnis, dari mal besar hingga gerai tradisional kecil yang belum pernah tersentuh pembayaran non-tunai.
Director of OVO, Johnny Widodo mengatakan, hingga tahun 2017, terdapat hampir 60 juta UKM di Indonesia, yang menyumbang lebih dari 60 persen PDB negara. Namun, kurang dari delapan persen dari UKM tersebut yang menggunakan teknologi untuk memasarkan produk mereka.
Bandung, yang dikenal sebagai kota yang kaya akan kuliner serta objek wisata, memiliki 300.000 UMKM yang menjadi peluang bagi pertumbuhan ekonomi Bandung. Melalui QR code, OVO ingin mendorong UKM di Bandung untuk go digital dengan menggunakan teknologi dan menerima pembayaran non-tunai sehingga mereka dapat menumbuhkan bisnis mereka.
"Bandung dikenal sebagai kota yang kaya akan kuliner dan wisata serta memiliki potensi UKM dengan hasil produk-produk berkualitas dan bernilai tinggi. Dengan memperluas QR code OVO hingga ke Bandung, kami ingin membuat teknologi pembayaran yang terjangkau tersedia bagi usaha kecil seperti pujasera, pasar, warung dan kios, yang menjadi pusat keramaian transaksi antara penjual dan pembeli," ujar Johnny, dari keterangan tertulis yang diterima Merdeka Bandung, Rabu (3/10).
Ia menjelaskan, dengan teknologi yang OVO miliki, pihaknya ingin membantu UKM untuk menumbuhkan bisnis secara lebih cepat sehingga mereka dapat berkontribusi secara nyata terhadap ekonomi kota Bandung.
Dengan perluasan jangkauan QR code ini, OVO membuat teknologi pembayaran yang terjangkau tersedia di seluruh kota-kota Indonesia, seperti Jabodetabek, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Solo dan Bandung. Upaya ini dilakukan guna memastikan lebih banyak pemilik usaha kecil yang dapat memanfaatkan teknologi non-tunai untuk pertama kalinya, serta menumbuhkan bisnis mereka secara lebih cepat dengan memanfaatkan basis pelanggan OVO dan Grab.
"Belum ada yang dapat membawa UKM seperti warung kelontong ke dalam pembayaran non-tunai dalam skala yang besar. Tersedianya QR code di UKM menjadikan OVO sebagai main wallet yang dapat digunakan oleh siapa pun, di mana pun dan kapan pun," jelasnya.
Pengguna sekarang dapat menggunakan dompet digital OVO di seluruh Indonesia, dari restoran hingga minimarket, untuk transportasi, belanja di toko, warung hingga gerai tradisional dan e-commerce, hingga pembelian pulsa telepon atau listrik, serta pembayaran billing kebutuhan sehari-hari.
Sebagai bagian dari strategi untuk mempermudah masyarakat dalam bertransaksi non-tunai, OVO telah bermitra dengan beberapa perusahaan terkemuka dan terpercaya di Indonesia seperti di Alfamart, Bank Mandiri, Grab, Kudo dan Moka.
Saat ini, OVO telah tersedia di 212 kota dan dalam waktu dekat akan tersedia pada 350ribu gerai, hal ini menjadikan OVO satu-satunya platform dengan pembayaran yang paling banyak diterima di toko-toko ritel offline, termasuk hypermarket, department store, kedai kopi, bioskop, operator parkir dan jaringan rumah sakit terkemuka.