Para orangtua, ketahui cara membahagiakan diri sendiri agar anak juga ikut bahagia

user
Endang Saputra 26 September 2018, 12:41 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Kebahagiaan anak di atas segalanya. Kalimat itu tentulah menjadi prioritas utama para orangtua. Bahkan, tak sedikit orangtua yang mengabaikan kebahagiaannya demi membahagiakan sang buah hati. Padahal, konsep tersebut tentulah salah besar. Seharusnya, orangtua paham betul bagaimana membahagiakan diri sendiri. Soalnya, kebahagiaan orangtua itu akan secara tak sadar akan tersalur kepada para anak-anak mereka.

Psikolog Elizabeth Santosa mengatakan, pada umumnya para orangtua sudah mengerti teori pentingnya mendukung anak tumbuh bahagia, seperti menghabiskan waktu yang berkualitas dengan anak. Namun, pada kenyataannya, banyak orangtua yang masih belum bisa memaksimalkan keterlibatan emosional mereka bersama anak meskipun telah susah payah menyisihkan waktu.

Tantangan hidup modern seperti stres yang lebih tinggi atau interaksi dengan ponsel misalnya, kata dia, membuat keterlibatan emosional menjadi tantangan baru bagi orangtua. Selain itu, tekanan hidup modern ini berdampak pada kebahagiaan orangtua itu sendiri.

"Bagaimana bisa menularkan kebahagiaan kepada anak, apabila orangtuanya sendiri tidak mengetahui bagaimana membahagiakan diri sendiri?," ujar Elizabeth kepada Merdeka Bandung saat ditemui dalam acara ‘Media Workshop Nestle Lactogrow Grow Happy’ di Ambrogio Patisserie, Jalan Banda, Rabu (26/9).

Kata Elizabeth, panduan ini yang dibutuhkan para orangtua agar bisa membangun rantai tumbuh bahagia dalam keluarga. Orangtua yang bahagia, lanjutnya, akan menghasilkan anak yang memiliki ketahanan terhadap stress dan tantangan hidup dimasa depan, anak-anak ini dihasilkan memiliki pola asuh orangtua yang bahagia dan terlibat dalam aktivitas anak.

"Untuk mengenal dirinya sendiri, setiap individu khususnya orangtua perlu memahami apa saja sumber kebahagiaan dalam hidup seperti positif afektif yaitu tertawa, damai, pemenuhan diri, negatif afektif yaitu marah, sedih, curiga, dan tingkat kepuasan hidup agar dapat mengajarkan anak bagaimana arti kebahagiaan yang sesungguhnya," katanya.

Kredit

Bagikan