Gaet putra dan putri daerah, Universitas Prasetiya Mulya gelar open house di Bandung

user
Endang Saputra 09 September 2018, 12:08 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Universitas Prasetiya Mulia menggelar open house di Bandung di Courtyard Marriot Hotel, perguruan tinggi yang ada di Tangerang itu berupaya untuk bisa menggaet putra dan putri daerah untuk menemukan potensi dirinya dengan mengenyam pendidikan di Universitas Prasetiya Mulya.

Manager Marketing Universitas Prasetiya Mulya, Barry Setiadi menuturkan, setiap daerah memiliki potensi dan keunikan tersendiri yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan wirausaha. Pengembangan tersebut dapat dioptimalkan dengan mendorong hadirnya beragam inovasi.

"Prasetiya Mulya berharap melalui kegiatan ini dapat mendorong hadirnya beragam inovasi dari putra-putri terbaik daerah, sehingga nantinya dapat turut berkontribusi dalam pembangunan daerah," ujar Barry saat ditemui dalam acara ‘Open House Universitas Prasetiya Mulya’, Sabtu (8/9).

Open House merupakan program yang dihadirkan untuk mewadahi para calon mahasiswa dan orangtua dalam mengenal Prasetiya Mulya lebih dekat. MeIalui kegiatan ini para peserta bisa melihat gambaran karier di masa depan beserta dengan beragam inovasinya, sehingga dapat memilih jurusan yang sesuai minat mereka.

Program ini akan berlangsung di 11 kota besar di Indonesia, di antaranva Pekanbaru, Medan, Makassar, Pontianak, Surabaya, Batam, Semarang, Lampung, Malang, Bandung, dan Palembang.

"Penyelenggaraan di setiap kota terdiri dari, talkshow inspiratif bersama alumni sukses dan mahasiswa berprestasi, konseling langsung dengan dosen sebagai wadah konsultasi para calon mahasiswa baru dalam memilih program studi dan pendaftaran untuk seleksi masuk di masing-masing kota," jelas dia.

Kata Barry, Universitas Prasetiya Mulya senantiasa terus berupaya mewuiudkan lingkungan kampus sebagai penggerak perubahan. Guna mewuiudkan hal tersebut, Universitas Prasetiya Mulya terus berupaya untuk mendukung para peserta didiknya melalui beragam program studi serta sarana dan prasarana yang dimimd.

Sementara itu, salah seorang alumni Universitas Prasetiya Mulya yang juga merupakan Co Founder Wakacao, Fernald Albert berbagi pengalamannya selama menempuh pendidikan.

"Perkuliahan di Prasetiya Mulya sangat aplikatif dalam kehidupan berbisnis dan eksekutif. Dari awal, semangat untuk memulai usaha sendiri sudah sangat ditekankan dan juga didukung oleh dosen-dosen yang sangat suportif," kata dia.

Menurut Fernald Wakacao , tempat makan yang hadir sejak 2016 itu berawal dari sebuah tugas kuliah berkelompok lima orang mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya. Tak disangka rupanya tugas kuliah itu berhasil memboyong lima orang mahasiswa menjadi seorang pebisnis muda sesungguhnya.

Fernald Albert mengatakan, ide menghadirkan tempat makan yang menyuguhkan konsep Indonesian Beef Pepper Rice ini terbilang masih sangat jarang pada tahun 2016. Untuk itu, kelima mahasiswa ini menghadirkan sesuatu yang beda dari biasanya.

"Wakacao itu awalnya dari tugas kuliah awal tahun 2016. Jadi, kita diberi kesempatan memilih teman sekelompok untuk membuat bisnis dan diimplementasikan. Kita bangun ide buat bikin Wakacao ini soalnya saat itu tempat makan dengan konsep serupa masih jarang banget," ujar fernald.

Beruntungnya, Fernald membangun bisnisnya ini bersama teman-teman yang memang sudah klop satu sama lain dan para dosen yang selalu siap sedia membantu. Tak heran jika bisnis kuliner yang dibangun sejak 2016 itu tetap solid dan kini sudah memiliki 17 cabang di antaranya ada di Bekasi, Gresik, Tangerang, dan Bandung.

Wakaco sendiri menghadirkan menu nasi di atas piring panas dengan lauk yang dimasak setengah matang. Cara makannya, nasi dan lauk yang ada dipiring panas tersebut diaduk hingga terlihat sangat kacau. Itulah alasan tempat makan ini diberi nama Wakacao.

"Nama Wakacao itu hadir karena pas makanannya diaduk itu bentuknya jadi kacau banget. Terus kalau orang Jakarta kan nyebut makanan kacau itu artinya enak dan kalau bahasa Padang, kacao itu artinya diaduk. Banyak artinya ya makanan yang tersuguh sesuai dengan namanya,” jelas dia.

Meski kini sudah banyak tempat makan yang menyuguhkan makanan serupa justru membuat Fernald dan teman-temannya harus mengatur strategi atas bisnisnya terus berkembang. Yang menjadi nilai lebih dari Wakacao adalah makanan lezat dan harganya dibanderol dengan sangat terjangkau.

"Harganya murah cuma Rp 30 ribuan. Itu juga yang bikin kita percaya diri bisa bersaing ditengah pasar kuliner yang sekarang semakin ramai ya. Sekarang Wakaco juga terus memperlihatkan perkembangan yang bagus banget kalau secara bisnis," imbuh Fernald yang menduduki posisi Co Founder Wakacao ini.

Ia berharap, Wakacao akan terus berkembang seiring dengan pertemanan yang semakin solid di antara ke lima alumni Universitas Prasetiya Mulya ini. Targetnya akhir tahun ini Wakacao akan kembali membuka satu cabangnya di Kota Kembang.

Kredit

Bagikan