Pemkot Bandung hadirkan 100 street library tuk tingkatkan minat baca warga Bandung
Bandung.merdeka.com - Untuk meningkatkan minat baca warganya, Pemkot Bandung terus berinovasi. Salah satu inovasi yang dilalukan yakni dengan menghadirkan Street Library. Street Library ini merupakan sebuah inovasi perpustakaan mini yang dipasang di jalur-jalur pedestrian. Street Library ini berbentuk lemari kayu yang desainnya menyerupai Bandros khas Kota Bandung.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, dirinya khawatir dengan kualitas SDM Indonesia yang tidak suka baca, yang membuat tingkat literasinya rendah. Dengan hadirnya Street Library, dimaksudkan untuk lebih mendekatkan masyarakat pada buku. Inovasi ini menjadi langkah Kota Bandung sebagai upaya meningkatkan literasi di Indonesia.
"Saya sebagai pemimpin daerah khawatir dengan kualitas SDM Indonesia yang tidak suka baca, tingkat literasinya rendah. Kemudian hobinya baca handphone berjam-jam, bahkan baca berita saja menurut teori hanya 20 detik kesanggupan psikologisnya," ujar pria yang akrab disapa Emil ini kepada wartawan.
Menurutnya, kualitas literasi yang rendah dapat berdampak buruk pada situasi sosial masyarakat. Hal itu juga berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia.
"Generasi yang tidak suka membaca mudah diadu domba dan kalah berkompetisi," kata dia.
Oleh karena itu, Pemkot Bandung melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas literasi warga. Pemerintah selalu mengajak warganya untuk semakin mencintai buku.
"Maka membuat perpustakaan keren yang di dekat Disdukcapil (kantor Perpustakaan dan Arsip) sudah, bikin microlibrary di kelurahan sudah. Sekarang membudayakan supaya ruang kota menjadi nyaman dengan menyebar 100 street library," ucap Emil.
Untuk tahap pertama, street library ini akan disebar di daerah yang telah dipasangi kursi di atas trotoar seperti di Jalan Riau, Dago, Asia Afrika, dan sebagainya. Program ini kata Emil akan dikelola bekerja sama dengan komunitas mengaktivasi Street Library. Sehingga masyarakat bisa memanfaatkan dan merasakan dampak positifnya.
"Ada relawannya yang mengatur, mengedukasi dan membuat akhirnya budaya baca jadi budaya orang Bandung. Ada ribuan buku sebagian dari perpustakaan Bandung dan masyarakat," tutur Emil.
Perpustakaan mini ini akan dikelola dengan sistem community swap. Hal ini membuat siapapun dapat meminjam dan menyumbangkan buku di dalam Street Library.
"Siapa pun yang punya buku nggak dipakai boleh drop atau minjam buku juga," katanya.