Pemkot Bandung tak malu belajar ke kota lain untuk tingkatkan kinerja pemerintahan
Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berkomitmen untuk meningkatkan kinerjanya. Hal ini untuk memastikan pelayanan publik di Kota Bandung terlaksana maksimal.
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil mengemukakan, dalam lima tahun terakhir Pemkot Bandung meraih 336 penghargaan dari mulai tingkat regional, nasional hingga internasional. Namun demikian, pihaknya enggan berpuas diri dengan pencapaian membanggakan tersebut.
Hal itu disampaikan Ridwan Kamil saat menerima Direktur Evaluasi Kinerja dan Peningkatan Kapasitas Daerah (EKPKD) Ditjen Otda Kemendagri, Drajat Wisnu Setyawan, di Pendopo Kota Bandung.
"Seperti dalam olahraga, sudah juara PON harus berusaha untuk juara Sea Games, juara Asian Games, hingga seterusnya. Begitu pun Kota Bandung, jangan berpuasa diri, harus juara se-Asean. Meski sulit tapi dengan usaha bisa tercapai," ujar pria yang akrab disapa Emil ini.
Berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintah daerah, lanjut Emil, Pemkot Bandung tidak segan-segan belajar langsung ke daerah yang sudah memiliki prestasi dalam Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) seperti Sidoarjo. Hal itu untuk mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi Kota Bandung.
Berdasarkan hasil EKPPD dua tahun terakhir, Kota Bandung masuk dalam 10 besar tingkat nasional. Ridwan pun meminta perangkat daerah untuk mengejar prestasi tersebut. Bahkan harus berusaha menjadi nomor satu di tingkat nasional, menyusul prestasi SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan).
"EKPPD kami belum rangking satu, makanya belajar langsung ke daerah lain. Dengan SDM yang ada, seharusnya bisa lebih dari sekarang. Mudah-mudahan ke depan bisa lebih baik lagi. Karena dengan begitu, berarti juga membanggakan Kemendagri bahwa pembinaannya dilaksanakan oleh Kota Bandung," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Daerah EKPPD Jawa Barat, Muhamad Solihin mengemukakan, Kota Bandung dalam dua tahun terakhir masuk 10 besar nasional dan memiliki kans untuk mempertahankan prestasi tersebut. Kalau itu terjadi, maka Kota Bandung akan mendapat penghargaan Parasamya Karya Nugraha.
"Saat ini dari 27 Kota/Kabupaten di Jawa Barat, hanya ada dua daerah yang nilai EKPPD-nya tinggi, sisanya 25 daerah lainnya sangat tinggi. Dan Kota Bandung masuk dalam daerah yang nilainya sangat tinggi. Mudah-mudahan bisa membawa Jawa Barat bersaing dengan Jatim yang tahun lalu melalui Malang jadi juara satu," katanya.
Sementara itu, Direktur EKPKD Ditjen Otda Kemendagri, Drajat Wisnu Setiawan menjelaskan, EKPPD adalah amanat dari UU 23 tahun 2014 atas laporan penyelenggaraan pemerintah daerah. EKPPD, menurutnya, merupakan gambaran umum capaian kinerja pemerintah daerah atas RPJMD.
"Kami mengevaluasi terhadap 32 urusan pemerintah daerah sesuai dengan ukuran standar yang telah ditentukan. Jika nilainya sangat tinggi berarti mencerminkan kinerja OPD berjalan baik. Inovasi di Kota Bandung sangat luar biasa. Bandung punya e-LPPD sangat membantu kami sehingga tidak mendapat kendala dalam melakukan evaluasi," ujar Drajat juga merupakan Ketua Tim Nasional EKPPD.
Dalam penilaian Kemendagri setiap tahunnya, terdapat 700 Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang dinilai secara komprehensif. Prestasi kabupaten/kota dalam EKPPD akan diagregasi skornya sehingga dapat mengerek prestasi provinsi.
"Penilaian EKPPD tahun ini kami targetkan selesai awal September dan akan dilakukan pemeringkatan secara nasional untuk selanjutnya diumumkan pada hari Otda tahun depan," katanya.