Asosiasi panti asuhan tetapkan 26 Juli sebagai hari anak yatim

user
Mohammad Taufik 27 Juli 2018, 14:22 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Forum Nasional Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak - Panti Sosial Asuhan Anak (Fornas LKSA-PSAA) yang merupakan organisasi non pemerintah atau perkumpulan digagas serta digerakkan oleh para Ketua Panti Asuhan Anak, praktisi, dan aktivis perlindungan anak mencanangkan 26 Juli sebagai hari anak yatim.

Dalam peringatan hari anak yatim, Fornas LKSA-PSAA menggelar musyawarah nasional pertama di Bandung pada 24 hingga 27 Juli 2018 di Hotel Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang. Peserta munas yang hadir, merupakan perwakilan pengurus LKSA-PSAA di 26 provinsi di Indonesia.

Tak hanya sekedar munas, Fornas LKSA-PSAA juga menggelar peringatan hari anak yatim dengan pementasan bakat dan potensi anak-anak panti asuhan yang berkolaborasi dengan sejumlah seniman Indonesia.

"Pentas ini kami beri tajuk 'Dream Collabo-Action' yang menjadi spirit bahwa anak-anak kami di panti asuhan ini memiliki mimpi dan potensi besar seperti anak Indonesia lainnya," ujar Ketua Pelaksana Munas Fornas LKSA-PSAA, Arif Bijaksana kepada Merdeka Bandung di Hotel Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang, Kamis (26/7).

Kata Arif, bakat dan potensi anak-anak panti asuhan ini diberi dukungan penuh atas perkembangannya melalui sebuah aksi kolaborasi yang melibatkan para seniman dan tokoh di Indonesia yang dikemas dalam sebuah pementasan istimewa.

"Alhamdulillah kami mendapatkan respon dan dukungan yang baik dalam mewujudkan konsep 'Dream Collabo-Action' ini. Seniman-seniman seperti ini Iing Rosemary, Ebith Beat A, Saung Angklung Udjo, hingga Kang Epi Kusnandar dan para pemain preman pensiun, membuka lebar peluang untuk berkolaborasi dengan anak-anak asuh kami," katanya.

Sementara itu, munas yang diselenggarakan dengan tema 'Tanamkan Peduli, Tumbuhkan Kolaborasi'. Tujuan utama dari munas adalah untuk memicu peningkatannya standar dan kualitas pengasuhan anak melalui proses pertukaran informasi, diskusi program, peningkatan kapasitas lembaga, hingga pemetaan kolaborasi antar stakeholder terkait pengasuhan anak.

Kredit

Bagikan