BII, BUMD baru Kota Bandung akan bangun jaringan serat optik bawah tanah Rp 1 triliun

user
Mohammad Taufik 13 Juli 2018, 17:09 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - PT Bandung Infra Investama (PT BII), salah satu BUMD Pemkot Bandung segera mengerjakan proyek pembangunan jaringan serat optik bawah tanah (ducting) pada tahun ini. Dengan skema business to business, nilai kontrak pembangunannya mencapai Rp 1 triliun.

Seperti diketahui, PT BII merupakan BUMD baru yang dilahirkan 1 tahun lalu. BUMD ini akan mengerjakan proyek transportasi, properti dan infrastruktur komunikasi.

"BII ini adalah warisan dari kepemimpinan kami untuk menyelenggarakan pembangunan infrastruktur, properti transportasi yang tidak mungkin dilakukan oleh kedinasan. Dasarnya sederhana bahwa pemerintah itu tidak bisa jadi operator, pemerintah regulator," ujar Emil kepada wartawan, Jumat (13/7).

Emil mengaku bahagia dengan hadirnya PT BII. Dengan adanya BUMD yang khusus mengurus transportasi, properti dan infrastruktur komunikasi, pembangun Bandung setara kota dunia melalui instrumen BUMD dapat terwujud.

Emil menyebut dalam waktu dekat, pembangunan yang akan segera dimulai yakni pembangunan jaringan serat optik bawah tanah. Nantinya seluruh kebel yang melintang di udara akan dipindahkan ke bawah tanah.

"Tahap yang paling dekat ducting. Nilai kontraknya kalau jadi Rp 1 triliun, sehingga seluruh Bandung terkoneksi fiber optik dan mikrocell pull, (MCP) di seluruh titik titik kota Bandung. Sehingga Bandung jadi kota terkoneksi se-Indonesia," katanya.

Emil mengungkapkan, dalam waktu dekat pihaknya akan segera melakukan peletakan baru pertama pembangunan proyek. Dalam pembangunan proyek ini tidak menggunakan dana APBD, sebab skma yang digunakan yakni business to business.

"Nah dalam hitungan tidak terlalu lama proses ini sedang berlangsung, masih di jaman saya kita akan lakukan groundbreaking untuk menjadikan bandung kota terkoneksi. Skemanya Bisnis to bisnis, jadi 0 rupiah pemerintah. Kalau ini direkturnya BII dan direkturnya, udah bisnis to bisnis, ga ada hubungan lagi," katanya.

"Kita terima beres terima manfaat, modal segitu mereka sudah mengitung bisnis tersebut," kata Emil menambahkan.

Kredit

Bagikan