Begini cara ITB cegah Paham radikalisme masuk kampus
Bandung.merdeka.com - Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Kadarsyah Suryadi mengatakan, pihaknya terus mengantisipasi penyebaran paham radikalisme di lingkungan kampus. ITB membuat sistem yang cukup ketat sejak mahasiswa masuk kampus.
"Di ITB sudah punya peraturan akademik dan kemahasiswaan yang sangat ketat. Sejak mahasiswa masuk, mereka sudah tandatangani untuk mentaati semua peraturan yg ada di ITB maupun peraturan perundangan dalam negara," ujar Kadarsyah kepada wartawan lewat pesan singkat, Selasa (5/6) kemarin.
Sejak diterima menjadi mahasiswa ITB pula lanjut Kadarsyah, mereka harus mengikrarkan janji untuk setia kepada NKRI dan Pancasila serta peraturan perundangan yang ada.
"Pelanggaran terhadap peraturan yang ada akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang ada. Demikian pula untuk pegawai dan dosen sudah ada kode etik dan peraturan yg sangat ketat. Serta pada saat diterima sebagai karyawan dan dosen ITB, semua sudah mengikrarkan janji untuk setia pada NKRI dan Pancasila serta peraturan perundangan yg ada," kata dia.
Selain itu, kata Kadarsyah, Di ITB sudah ada peraturan yang tidak membolehkan adanya organisasi yang berafiliasi pada Ormas ataupun organisasi politik manapun, demi menjaga netralitas dan atmosfir akademik yang kondusif.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Bermawi Priyatna Iskandar menambahkan untuk langkah pencegahan pihaknya juga memperketat kegiatan mahasiswa di kampus. Jika ada kegiatan mahasiswa yang dirasa mulai mengarah pada paham radikalisme, pihaknya langsung bertindak.
"Mahasiswa ITB ini kan kami pandang sebagai suatu amanah yang diberikan kepada kami untuk memberikan pendidikan yang berkualitas kepada mereka. Mereka ini sebagai generasi masa depan. Kalau ada satu dua tersasar kami luruskan. Ini kewajiban dari kami. Kami lakukan pendekatan persuasif, kami tegur, kami ingatkan. Jadi seperti itu. Kalau tidak bisa diingatkan nanti dia tetap seperti itu tentunya ada sanksi," ucapnya.
Meski waspada, ia tidak ingin pihak kampus menjadi curiga berlebihan kepada mahasiswa. Ia berharap mahasiswa sebagai calon generasi penerus bangsa bertindak sebagaimana tanggungjawabnya. Dalam menuntut ilmu, mahasiswa harus tetap berpegang teguh pada empat pilar yang dimiliki bangsa Indonesia.
"Memang sekarang jadi lucu dosen curiga berlebihan ke mahasiswanya kan juga tidak baik. Kami lebih suka mengajak duduk sama-sama bertukar pikiran. Apa yang mereka inginkan untuk organisasi kemahasiswaan," katanya.