Peduli kasus lupus, Kimia Farma hadirkan obat bagi odapus bernama lesikaf
Bandung.merdeka.com - Peningkatan jumlah kasus Lupus perlu diwaspadai oleh masyarakat dengan memberi perhatian khusus karena diagnosis penyakit Lupus tidak mudah dan sering terlambat. Lupus Eritematosus Sistemik (LES) atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE) dikenal sebagai penyakit 'seribu wajah' merupakan inflamasi autoimun kronis yang belum jelas penyebabnya, dan memiliki sebaran gambaran klinis yang luas dan tampilan perjalanan penyakit yang beragam.
Jumlah penderita penyakit Lupus di Indonesia secara tepat belum diketahui. Sementara itu, jumlah kasus Lupus pada pasien rawat inap di Rumah Sakit di Indonesia pada 2014 hingga 2016 mengalami peningkatan, yakni sebanyak 1.169 kasus pada 2014, 1.336 kasus pada 2015, dan 2.166 kasus pada 2016 (SIRS Online, Ditjen Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, 2017).
Bertepatan dengan peringatan World Lupus Day 2018, PT Kimia Farma (Persero) Tbk (Kimia Farma) meluncurkan obat bagi Orang dengan Lupus (Odapus) yang bernama Lesikaf. Hasil penelitian bahan alam yang berpotensi sebagai komplemen terapi Lupus merupakan wujud sinergi antara Kimia Farma dengan para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung, dan Lembaga Swadaya Masyarakat nirlaba peduli Lupus Syamsi Dhuha Foundation sebagai inisiator.
Launching Lesikaf dihadiri oleh Kepala Badan POM, Penny K. Lukito; Direktur Utama Kimia Farma, Honesti Basyir beserta jajaran Direksi Kimia Farma, dan Ketua Syamsi Dhuha Foundation, Dian Syarief di Bandung, Jawa Barat pada Minggu, 6 Mei 2018.
"Kimia Farma melalui Unit New Product Development (NPD) bekerja sama dengan berbagai pihak terus berinovasi untuk menghasilkan berbagai produk farmasi yang meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, diantaranya melalui pemanfaatan cecendet/ciplukan ini. Obat herbal alternatif untuk Lupus ini bersifat meredakan, diharapkan dapat diakses oleh para Odapus di berbagai daerah di Indonesia," kata Honesti Basyir dari siaran pers yang diterima Merdeka Bandung, Minggu (6/4).
Sementara itu, Lesikaf merupakan produk kategori jamu (obat tradisional) dengan komposisi ekstrak cecendet/ciplukan (physalis angulata Linn). Produk terwujud atas inisiasi dari Syamsi Dhuha Foundation (SDF) yang merupakan peraih Sasakawa Health Prize 2012 dari World Health Organization (WHO).
"Lesikaf telah melalui uji penelitian di Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung serta uji klinik di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran untuk mengetahui aspek keamanan dan khasiat dari cecendet atau ciplukan. Lesikaf menjadi alternatif terapi Lupus yang relatif aman dan efektif lantaran hingga kini belum ada obat yang dapat menyembuhkan Lupus," katanya.