Jabar Genjot Penyebaran Dokter Spesialis Patologi Klinik Lebih Merata

user
Endang Saputra 07 Juni 2022, 15:11 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Provinsi Jawa Barat mendorong keberadaan Dokter Spesialis Patologi Klinik lebih merata di berbagai daerah agar pelayanan kesehatan bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat.

Dalam acara Seminar Hematology & Covid 19 Update sekaligus Halal Bihalal PDS PatKLin Bandung, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr. Nina Susana Dewi Sp.PK(K),MKes, MMRS mengakui penyebaran dokter spesialis Patologi Klinik belum merata dan masih terpusat di kota-kota besar.

"Bukan hanya di Jawa Barat saja, penyebaran dokter spesialis bukan hanya Patologi Klinik, memang belum merata. Juga terjadi di daerah lain," ujarnya dari berita tertulis diterima Merdeka Bandung.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat berharap perhimpunan dokter spesialis bisa mendistribusikan para dokter lebih merata hingga ke pelosok daerah.

Menurutnya, perhimpunan dokter punya kewajiban membantu dan mendukung pemerintah dalam menghadirkan pelayanan kesehatan yang optimal untuk masyarakat.

"Diatur oleh perhimpunannya, mereka harus membantu untuk menyebarkan (dokter spesialis)," katanya.

dr. Nina menuturkan penghargaan kepada para dokter spesialis yang berada di daerah pelosok relatif belum baik. Hal ini membuat para dokter spesialis kurang tertarik saat ditawari tugas untuk berada di luar kota besar.

Selain itu, lokasi RS di daerah memiliki jarak yang sangat jauh sehingga akan mengganggu pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Pemprov Jabar sendiri memiliki 7 UPT RSUD, di antaranya RSUD Al Ihsan Baleendah Kabupaten Bandung, RS Jiwa Cisarua Kabupaten Bandung Barat, UPT Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat, RS Paru Sidawangi Kabupaten Cirebon, RSUD Jampang Kulon Kabupaten Sukabumi, RSUD Pameungpeuk Kabupaten Garut, dan RS Kesehatan Kerja Rancaekek Kabupaten Bandung.

"Perjalanannya untuk praktek di Jampang Kulon memakan waktu hingga satu hari untuk sampai. Karena itu, kami akan membuat aturan penghargaan tinggi bagi yang dokter yang praktek di tempat terpencil," katanya.

Meskipun berada di daerah, dr. Nina berharap dokter spesialis rutin mengikuti acara seminar dan pertemuan perhimpunan untuk meningkatkan kapasitas dan sharing ilmu sekaligus memperluas jaringan. Pihaknya juga mengapresiasi perusahaan swasta yang ikut mendukung acara workshop bagi para dokter spesialis.

"Sekarang ini zaman global, acara seminar dan workshop dapat diikuti dngan berbagai cara, wajib diikuti para dokter untuk meng update ilmunya. Acara seperti ini (seminar) itu mahal lho, karena itu diperbolehkan kerjasama dengan swasta," kata dia.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi KLinik (PDS PatKLIn) Bandung dr. Leni Lismayanti. Sp.PK(K) menjelaskan penyebaran anggota PDS PatKLIn di Jawa Barat masih terpusat di Bandung. Adapun wilayah yang relatif masih kekurangan adalah Priangan Timur.

Namun pihaknya optimis penyebaran dokter spesialis Patologi Klinik akan lebih merata karena setiap tahun jumlah anggota PDS PatKLIn yang bergabung terus bertambah.

"Jumlahnya anggotanya saat ini sekitar 180 orang, ada 28 dokter yang baru bergabung tahun ini," katanya.

Dia menjelaskan Dokter Spesialis Patologi Klinik mempunyai sejumlah peran medik yang meliputi memberi saran jenis pemeriksaan laboratorium yang sesuai untuk kepentingan klinik (deteksi dini, diagnosis, pemantauan terapi maupun penentuan prognosis), serta memberikan interpretasinya.

Dokter Spesialis Patklin berperan dalam pengambilan keputusan klinik untuk seorang pasien. Dan tidak terlepas dari peran di sisi manajerial laboratorium, diantara nya pengawasan mutu laboratorium pada tahap pra analisis, analisis, maupun pasca analisis.

"Yang mempertanggungjawabkan hasil laboratorium adalah Dokter Spesialis Patklin. Kami juga memeriksa kualitas dan kelaikan alat Laboratoriu, apakah sudah bekerja dengan baik atau tidak," kata dia.

Sementara itu, seminar Hematology & Covid 19 Update sekaligus Halal Bihalal PDS PatKLIn Bandung mendapat dukung penuh dari PT. Sumanta Mitra Mulya dan PT Abbott Indonesia.

GM Abbott Diagnostict Indonesia, I Putu Edi Mahadi menuturkan berbagai alat diagnositik Abbott akan memberikan hasil pemeriksaan yang akurat dan cepat sebagai informasi untuk mendukung pengobatan dan pemulihan pasien, yang meliputi bidang Hematology, Kimia Klinik, Imunology, dan laboratorium information solution.

"Kami mendukung kegiatan scientific para dokter untuk mengembangkan ilmunya, sehingga otomatis membantu Rumah Sakit, Laboratorium dan fasilitas kesehatan lainnya," kata dia.

Selain itu, Abbott juga memiliki alat AlinIQ berupa alat otomatis yang dapat mendukung pemerintah dalam melakukan transformasi digital di Rumah Sakit. Selain itu mempunyai software berupa system manajemen laboratorium yang dapat terintegrasi dengan system data RS (HIS/ Hospital Information System).

Kredit

Bagikan