Menristekdikti nilai dosen asing dapat tingkatkan kualitas pendidikan

user
Endang Saputra 02 Mei 2018, 15:53 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, mengatakan rencana mendatangkan dosen asing bukan untuk menggerus dosen lokal. Keberadaan dosen asing ialah untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi di Indonesia

Nasir menyebutkan keberadaan dosen asing ini adalah untuk mendukung perguruan tinggi di Indonesia menjadi kelas dunia yakni dengan kolaborasi antara dosen lokal dengan dosen asing untuk menjadi kampus bertaraf internasional.

"Kami targetkan ada peningkatan mutu pendidikan. Indonesia berkolaborasi dengan dosen luar negeri, kami targetkan Perguruan tinggi yang besar bisa masuk 10 atau lima orang dosen berkolaborasi, kalau lebih besar lebih bagus untuk PT masing masing," ujar Nasir usai peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Universitas Padjadjaran, Rabu (2/5).

Nasir mengatakan kebijakan soal dosen asing ini ialah membuat kemudahan perizinan bagi dosen untuk mengajar di Indonesia. Sebab, selama ini dosen asing terkendala urusan imigrasi untuk bisa memberikan kontribusi pada peningkatan mutu pendidikan tinggi Indonesia.

"Lah nanti kalau ini bisa dilakukan, reputasi PT di Indonesia akan meningkat dengan secara otomatis dengan kolabirasi tadi," katanya.

Dia meyakini dengan memberikan kemudahan perizinan bagi dosen asing akan berdampak positif bagi kualitas pendidikan tinggi di Indoensia. Sehingga kampus-kampus Indonesia bisa bersaing dengan perguruan tinggi kelas dunia lainnya.

Nasir mencontohkan penerapan dosen asing yang dilakukan King Abdulaziz University (KAU) di Arab Saudi membuktikan kenaikan mutu dan kualitas kampus tersebut. Universitas yang awalnya bahkan tidak berada pada posisi 500 kampus dunia, kini berada di posisi 189 perguruan tinggi tingkat dunia.

"Kita yang tertinggi baru 277. Kita yang sudah masuk 500 dunia dan mereka belum tetapi sekarang sudah 189 dunia jauh lebih tinggi. Apa yang dilakukan, maka mau tidak mau kita harus berkolaborasi, apakah itu akan mendesak dosen luar negeri? Nggak akan, berkolaborasi pasti akan sinergi," ungkapnya.

Nasir menambahkan jumlah dosen asing yang bekerja di perguruan tinggi di Indonesia masih terbilang sedikit. Nasir menyebutkan bahkan jumlahnya lebih banyak dosen Indonesia yang mengajar di luar negeri yakni tidak lebih dari 1.000 dosen.

"(Dosen asing) masih kecil lagi, lebih kecil lagi. Masih di bawah 200. Masih banyak (dosen) kita keluar negeri," ucap dia.

Untuk itu lanjut Nasir, dirinya meminta kepada pihak kampus juga harus memahami dengan benar kebijakan ini. Dengan tujuan kolaborasi dalam meningkatkan mutu perguruan tinggi, ia meyakini pihak kampus akan sangat mendukungnya.

"Tergantung mereka (kampus) melihatnya, kalau yg dihembuskan TKA pasti akan negatif, enggak ada yg bicara positif. Tetapi kalau yg berbicara kolaborasi, mereka pasti sangat tertarik," katanya.

Kredit

Bagikan