Kemenristekdikti gencarkan program perkuliahan jarak jauh di seluruh PTN dan PTS
Bandung.merdeka.com - Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) sedang mengembangkan sistem perkuliahan secara daring (online). Kemenristekdikti akan memasifkan program
perkuliahan jarak jauh (PJJ) di seluruh perguruan tinggi di Indonesia baik PTN maupun PTS.
Hal itu disampaikan Menristekdikti Mohamad Nasir saat acara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Universitas Padjadjaran, Jalan Dipati Ukur, Rabu (2/5).
"Contohnya mahasiswa dari Papua kuliah itu, dia tidak usah dateng ke PT yang dituju. Katakan dari sini ada universitas di Bandung, dia kuliah di Bandung tetapi dia tetep di Papua. Dia bisa melaksanakan perkuliahan di sana, dia akan dapet nilai juga. Nah sistem kuliah ini lah yang akan kami tata," ujar Nasir
Nasir mengatakan, untuk mengimplementasikan program tersebut, pihaknya memanfaatkan konektivitas jaringan Indonesia Research and Education Network (IdREN) yang selama ini sudah dikembangkan Kemenristekdikti.
Menurutnya, beberapa kampus baik negeri ataupun swasta sudah menerapkan program PJJ di beberapa mata kuliahnya seperti Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Bina Nusantara (Binus), dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
"Jadi bagaimana sistem perkuliahan ke depan memanfaatkan sistem jaringan ini (IdREN). Tadi oleh Pak Sekjen sudah disampaikan ada 80 PT yang sudah masuk ke dalam jaringan itu baik dari PT negeri atau swasta. Tujuannya adalah bagaimana sistem perkuliahan ke depan memanfaatkan sistem jaringan ini. Nanti kita bentuk sistem pembelajaran daringnya. Sistem pembelajaran daring nanti bisa di include ke idREN ini," katanya.
Nasir mengungkapkan program perkuliahan jarak jauh ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia. Menurutnya APK pendidikan tinggi di Indonesia masih rendah bila dibandingkan dengan APK pendidikan tinggi di negara lain. Apalagi jumlah perguruan tinggi di Indonesia cukup banyak.
"Korsel (Korea Selatan) dengan daring, 92 persen APK-nya. Kita apakah enggak bisa? Kita pasti bisa makanya harus garap terus," tegasnya.
Lebih lanjut Nasir mengatakan, dengan semakin banyaknya perguruan tinggi yang menerapkan perkuliahan jarak jauh ini maka jumlah mahasiswanya pun akan meningkat. Meksipun menggunakan sistem digital dan tanpa tatap muka, mahasiswa tetap bisa berinteraksi dengan dosen terkait mata kuliah tersebut.
"Kuliah bisa anytime, tidak terbatas waktu dan tempat. Di manapun mereka berada, bukan diawasi orang lagi tetapi sistem. Jadi bisa dikontrol. Semua siap dan saya rasa tidak ada masalah. Dengan memanfaatkan jaringan ini, maka kampus tidak perlu lagi mengeluarkan biaya, karena kalau dibangun sendiri biaya yang akan muncul akan tinggi sekali. Maka ini harus kita manfaatkan," ucapnya.
Namun demikian, Nasir mengakui bahwa penerapan perkuliahan jarak jauh ini masih terkendala kekuatan jaringan. Pihaknya terus berupaya melakukan perbaikan jaringan, terutama untuk menjangkau daerah-daerah pelosok.
"Kendalanya pada bandwich selama ini, tetapi Telkom sudah mendukung dengan baik. Mudah- mudahan ini lebih baik. Ini bandwich yang kami butuhkan berapa puluhan mega yang digunakan secara khusus, katakan sampai 200 mega, khusus untuk jaringan ini, supaya tidak terganggu, supaya ke depan lebih baik, nanti kami bicara dengan Telkom," katanya.
Nasir menargetkan dengan adanya program perkuliahan jarak jauh ini, APK bisa meningkat setengah persen pada tahun pertama ini. Tahun berikutnya diharapkan akan lebih baik lagi dengan sosialisasi yang lebih baik.
"Kami harapkan angka partisipasi kasar, peningkatannya tidak setengah persen, di tahun pertama bisa satu persen. Tahun berikutnya karena sudah tersosialisasi dengan baik peningkatannya harus tinggi," ungkapnya.
Universitas Padjadjaran menjadi tuan rumah puncak peringatan Hardiknas Kemenristekdikti 2018. Acara diawali dengan upacara. Bertindak langsung sebagai pembina upacara Menristekdikti, Mohamad Nasir.
Dalam peringatan Hardiknas tahun ini mengangkat tema 'Membumikan Pendidikan Tinggi, Meninggikan Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia'. Dalam kegiatan tersebut juga dihadiri oleh para pejabat di lingkungan Kemenristekdikti, Rektor ITB, Unpad, UPI, ISBI, Unsil dan Unsika, pimpinan dan karyawan di lingkungan Kopertis IV Jawa Barat, pimpinan, dosen, karyawan dan mahasiswa di lingkungan Unpad serta penerima Satyalancana Karya Satya.