Gandeng YSTC, P&G berupaya untuk setarakan gender

user
Endang Saputra 25 April 2018, 09:39 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Dengan menggandeng Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), Procter & Gamble (P&G) menggelar sebuah program yang bertujuan untuk mensetarakan gender antara pria dan wanita. Program itu dikemas dalam title 'WeSeeEqual: Transforming Gender Norms among School Children'.

Program ini rencananya akan difokuskan di dua titik yakni Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Cianjur. Rencananya, akan ada 41 Sekolah Menengah Pertama yang disambangi oleh tim P&G dan YSTC.

Corporate Communications Manager PT Procter & Gamble Home Products Indonesia, Stephan Sinisuka mengatakan, program ini akan berfokus untuk mempromosikan kesehatan, perilaku hidup aman dan memperkuat upaya dalam mengatasi kekerasan berbasis gender.

"Kerjasama ini akan terintegrasi dengan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan target jangkauan 10 ribu anak-anak remaja," ujar Stephan kepada Merdeka Bandung saat ditemui di Hotel Aryaduta, Jalan Sumatera, Selasa (24/4).

Kehadiran program ini, kata dia, dilandasi oleh norma-norma gender yang dijumpai di Indonesia mendiktekan bahwa perempuan memiliki lebih hal yang lebih sedikit dalam pengambilan keputusan, memiliki keterbatasan akses terhadap sumber daya dan menanggung beban pekerjaan baik di rumah maupun tempat kerja.

Situasi ini sebagai faktor penentu utama yang mendasari kesehatan reproduksi. Fakta ini pun turut didukung oleh data yang menunjukkan tingginya remaja perempuan usia 13 hingga 15 tahun di Jawa Barat menderita kekurangan gizi. Bahkan 42 persen dari kelompok ini mengalami anemia.

"Kami bercita-cita untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua, dunia yang bebas dari bias gender dan dunia dengan representasi gender, hak suara dan kesempatan yang setara untuk meningkatkan kualitas hidup," terangnya.

menurutnya untuk menciptakan dunia yang lebih baik melalui kesetaraan gender adalah salah satu prioritas P&G Citizenship. Sebagai perusahaan yang memahami wanita, P&G memanfaatkan wawasan untuk mengungkapkan fenomena bias gender dan mengambil tindakan untuk memicu percakapan dan memotivasi perubahan.

Kredit

Bagikan