Dishub sebut masyarakat enggan gunakan mesin parkir

user
Mohammad Taufik 20 April 2018, 13:44 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Kurang optimalnya mesin parkir elektronik di Kota Bandung jadi sorotan. Anggota dewan pun berencana memanggil Dinas Perhubungan (Dishub) atas persoalan ini.

Kepala Dishub Kota Bandung Didi Ruswandi mengakui operasional mesin parkir elektronik belum berjalan optimal. Bukan kendala dari mesinnya, Didi menyebut masyarakat yang enggan menggunakan mesin parkir untuk membayar retribusi.

"Masyarakat enggak mau pakai mesin parkir. Logikanya kalau parkir itu ada mesin parkir di situ bayar. Jukir kan hanya mengarahkan. Tinggal itu masalahnya sekarang bentuk partisipasi masyarakat yang maunya bayar langsung. Ada juga yang tidak ada jukirnya maka tidak bayar," kata Didi saat dihubungi, Kamis (19/4).

Menurut Didi tingkat kesadaran masyarakat terkait mesin parkir masih rendah. Sehingga keberadaan mesin parkir belum bisa memberikan dampak positif pada peningkatan pendapatan retribusi parkir.

Ia membantah mesin parkir yang tersebar di ratusan titik itu belum optimal beroperasi karena banyak mesin yang rusak. Ia mengatakan semua mesin parkir masih berjalan dan bisa digunakan.

"Mesinnya jalan kok, silahkan dicek aja. Dari awalnya juga sudah jalan. Kelihatan mati itu sebenarnya sleep mode. Catat yaa, sleep mode," ucapnya.

Selain itu, ia juga mengatakan juru parkir Dishub yang bertugas juga sudah dibekali pemahaman terkait pengoperasian mesin parkir. Namun memang jumlah juru parkir yang masih kurang untuk menjaga seluruh titik mesin parkir. Sehingga di lokasi yang tidak dijaga jukir inilah, kata dia, mesin parkir tidak digunakan oleh masyarakat.

"Mestinya ini disadari kita mengambil hak pelalu lintas dengan parkir, maka kompensasinya adalah retribusi," ungkapnya.

Menurutnya, harusnya masyarakat bisa sadar untul membayar sendiri lewat mesin parkir walaupun tidak ada jukir. Sebab, di mesin parkir sudah tertera petunjuk pembayarannya.

"Jadi sebenarnya yang kita tunggu sekarang adalah partisipasi warga mereka mau bayar mandiri, makin jujur mau bayar, maka makin cepet proses ini berhasil," katanya.

Didi mengakui pendapatan retribusi parkir memang tidak mencapai target dalam realisasinya pada tahun 2017. Namun ia tidak tahu detil soal data penggunaan mesin parkir elektronik yang aktif serta jumlah pendapatan dari sektor parkir.

Ia menuturkan pihaknya akan terus melakukan perbaikan terkait persoalan parkir di Kota Bandung yang menjadi sorotan. Sosialisasi dan edukasi ke masyarakat berkenaan penggunaan mesin parkir akan digencarkan melalui media sosial dan di lapangan. Ia ingin masyarakat juga berperan aktif untuk membayar retribusi parkir lewat mesin elektronik.

Terkait rencana pemanggilan Komisi B DPRD Kota Bandung ia mengaku siap jika diminta pertanggungjawaban. Meski ia enggan berkomentar lebih jauh.

"Silakan mau dipanggil. Kita fokus pada upaya perbaikan aja. Bahwa itu belum menghasilkan sesuatu yang menggembirakan ya itu fakta. Kita fokus perbaikan saja," katanya.

Kredit

Bagikan