Bandung punya IPAL Komunal yang dibangun di bawah balai pertemuan warga

user
Mohammad Taufik 29 Januari 2018, 17:59 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Kota Bandung kini memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal baru. IPAL yang terletak di Kelurahan Cigending, Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung, ini dibangun dari Bantuan Program Pemerintah Pusat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenperu) yang didanai Islamic Development Bank (IDB).

IPAL dibangun dengan dana sebesar Rp 425 juta dan diresmikan hari ini. Menurut Wakil Wali Kota Bandung Oded M Daniel, IPAL komunal dapat menampung limbah domestik untuk sekitar 150 sambungan rumah. Keberadaan IPAL ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi sanitasi dan kebersihan di Kota Bandung.

"Dengan adanya IPAL Komunal ini, menjadi salah satu solusi bagi warga kawasan Cigending untuk lebih bersih. Ke depan tidak ada lagi warga yang membuang kotoran ke sungai," ujar Oded kepada wartawan, Senin (29/01).

Oded berharap, ke depannya IPAL Komunal dapat dibangun secara merata di Kota Bandung. Khususnya di kawasan kawasan yang dekat dengan sungai. Sehingga kotoran yang terbuang ke sungai bisa terminimalisir.

"IPAL komunal ini salah satu cara mengurangi sampah ke sungai. Insya Allah di Bandung akan dibangun di beberapa titik," katanya.

Sementara itu, Asisten Perencanaan dan Pemrograman CPMU Kementerian PUPR Arin Mulyadi, mengatakan IPAL Komunal di Cigending ini merupakan bagian dari program pemerintah pusat yang mencanangkan tidak ada lagi masyarakat yang membuang limbah ke sungai pada 2019. Kota Bandung menjadi salah satu dari empat kota di Jawa Barat yang menjadi lokasi pembangunan IPAL Komunal ini.

"Di Jabar ada empat, yakni Bogor, Kota Bandung, Kabupaten Sumedang dan Kota Cirebon. Jumlahnya disesuaikan dengan usulan dan minat dari masyarakatnya. Untuk satu kabupaten/kota setidaknya ada dua sampai tiga lokasi. Namun untuk tahun kemarin saja di Bandung ada 10 titik," katanya.

Menurut Arin, IPAL Komunal yang dibangun terbilang unik. Sebab dengan inovasi teknologi yang diterapkan, IPAL yang dibangun justru dibangun di bawah Balai Pertemuan. Meski dibangun di bawah fasilitas publik, tidak tercium bau ataupun hal-hal yang selama ini dianggap menjijikkan.

"Sudah banyak sekarang inovasinya, tidak perlu khawatir bau. Bahkan di Makassar karena minim lahan mereka membuat IPAL yang lokasinya di bawah jalan. Ini dibangun dengan rekayasa teknologi. Ada juga yang dibangun di bawah taman dan lain sebagainya," ucap Arin.

Arin mengatakan, dengan adanya IPAL komunal ini semua limbah domestik rumah tangga akan langsung masuk ke saluran sama. Sehingga meminimalisir perilaku warga membuang ke sungai.

"Saat ini Sungai telah tercemar oleh limbah domestik, karena dari rumah ini WC enggak pakai septictank tapi pake saluran pembuangan. Namun dengan IPAL Komunal ini, pipa yang ada di toilet dari kamar mandi, cucian piring, masuk ke saluran yang sama," ungkapnya

Arin menambahkan, program ini dilaksanakan di 13 provinsi, 52 kota/kabupaten seluruh Indonesia. Tak tanggung-tanggung total dana yang digelontorkan untuk program ini sebesar USD 100 juta dari dana pinjaman IDB.

Kredit

Bagikan