Tugu Maung di Kota Bandung ini dikritik, bentuknya lebih mirip anjing laut


Tugu Maung lebih mirip anjing laut
Bandung.merdeka.com - Pemkot Bandung saat ini sedang membangun tugu di sejumlah titik di Kota Bandung. Pembangunan tugu tersebut dilakukan sebagai penanda kawasan kota lama Bandung. Hal ini juga sebagai upaya untuk penataan kawasan cagar budaya.
Sebagian besar pembangunan tugu sudah selesai dikerjakan. Ada tiga titik lokasi yang dibangun yakni di persimpangan Jalan Cihampelas-Wastukancana, Persimpangan Jalan Otto Iskandar Dinata-Jalan Astana Anyar dan persimpangan Jalan Supratman-Jalan Katamso.
Tugu yang menjulang tinggi sekitar 9 meter ini tampak jelas terlihat bila melewati tiga titik lokasi tersebut. Sebab lokasinya berada di persimpangan jalan. Namun pasca-rampungnya pembangunan tugu, banyak kritikan muncul khususnya terhadap bentuk patung Harimau (Maung) tersebut.
Kritikan tersebut salah satunya datang dari Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Emil, sapaan akrabnya yang juga ikut mendesain patung tersebut bahkan menyebut jika patung Harimau tersebut lebih mirip anjing laut.
"Maung Bandung itu teh. Tapi 'teu bisaeun' (seniman patungnya tidak bisa membuat sesuai desain), bentukna seperti anjing laut. Jadi Saya juga tidak happy," ujar Emil kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Emil mengatakan, dirinya sengaja membuat desain patung harimau seperti patung yang dipasang di tiang-tiang PJU klasik. Harimau ini melambangkan semangat Maung Bandung.
Empat patung ini sengaja dibuat dengan menghadap ke berbagai penjuru mata angin. Ini memiliki filosofi Harimau sebagai penjaga ke seluruh penjuru mata angin.
"Jadi artinya maung Bandung ke penjuru mata angin, menjaga ke Selatan, ke Barat, ke Timur, Utara. Cuma si senimannya kurang. Sudah saya kritik nanti akan diperbaiki," katanya.
Emil mengungkapkan, bahwa pembangunan tugu tersebut sebagai upaya Pemkot Bandung untuk memprivasi kawasan bersejarah. Sehingga masyarakat mengetahui jika memasuki kawasan bersejarah melalui tugu yang dibuat.
"Jadi Kota yang baik itu memprivasi sejarah. Jangan di daerah yang bersejarah banyak bangunan-bangunan modern yang tidak nyambung, maka kebijakan saya jika ada project baru, hotel baru harus art deco. Supaya orang paham Anda memasuki wilayah bersejarah dimana ada titik-titik yang memungkinkan kita buat monumennya," katanya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak